BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa vermes merupakan bangsa
cacing-cacingan. Bangsa ini terdiri dari
3 filum yaitu :
1.
Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes disebut cacing pipih.
Platyhelminthes mempunyai tubuh lunak berbentuk pipih seperti pita atau daun.
Tubuh cacing ini berukuran sangat kecil, namun panjangnya dapat mencapai
beberapa mater. Hidup di air tawar serta di tempat lembab. Anggota
platyhelminthes banyak yang hidup sebagai parasit. Platyhelminthes mempunyai
alat penghisap. Filum Platyhelminthes dibagi dalam 3 kelas, yaitu Kelas
Turbelaria, Kelas Trematoda dan Kelas Cestoda.
2.
Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes disebut juga cacing
benang. Tubuh tidak beruas-ruas, ukuran tubuh mikroskopis, tetapi ada yang
makroskopis. Tubuh bagian luar ditutupi selapis kutikula. Kutikula ini lebih
kuat pada cacing parasit yang hidup pada inangnya dari pada cacing yang hidup
bebas. Filum Nemnathelminthes terbagi menjadi dua kelas, yaitu Kelas Nematoda
dan Kelas Nematomorpha.
3.
Filum Annelida
Annelida disebut cacing cincin, cacing
gelang, atau cacing bersegmen. Annelida mempunyai saluran pencernaan yang sudah
sempurna, namun tidak mempunyai rangka luar. Bentuk tubuh bulat panjang dan
bersegmen-segmen seolah-olah seperti sederetan cincin memanjang. Segmen-segmen
tidak hanya terdapat pada tubuh bagian luar, tetapi juga pada tubuh bagian
dalam. Berdasarkan jumlah seta, Annelida dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
Hal inilah yang melatar belakangi
dilaksanakannya praktikum ini dan
diharapkan kepada seluruh praktikan agar dapat mengetahui secara
langsung bagian-bagian dari spesies dari bangsa Vermes yang ada disekitar kita.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut :
-
Untuk mengetahui habitat filum Vermes
-
Untuk mengamati ciri – ciri dan jenis
filum Vermes
-
Untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasi filum Vermes.
1.3
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
-
Bagimana cara mengetahui habitat filum
Vermes ?
-
Bagaimana cara mengetahui ciri – ciri
dan jenis filum Vermes?
-
Bagaiman cara mengidentifikasi dan
mengklasifikasi filum Vermes?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vermes (cacing) terbagi
atas tiga kelompok phylum, yakni: Platyhelminthes, Nemathelmnthes dan Annelida.
Phylum Platyhelminthes
ini terbagi atas 9.000 spesies. Pemberian nama pada organisme ini adalah sangat
tepat sesuai dengan jumlah kelompok besar hewan ini pada umumnya hampir
menyerupai pita. Hewan ini berbentuk simetris bilateral dengan sisi kiri dan
kanan, permukaan dorsal dan ventral, dan juga posterior dan anterior. Phylum
ini terbagi atas tiga kelas, yaitu kelas Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
Phylum Nematelmnthes merupakan
hewan dalam bentuk silinder yang memanjang. Hewan-hewan yang tergolong dalam
phylum ini mempunyai sifat yang berkembang lebih maju secara evolusi bila
dibandingkan dengan cacing pipih. Meskipun demikian, cacing in mudah dikenali
melalui gerakannya. Sekarang telah didefinisikan 10.000 spesies Nematoda, meskipun masih jauh dari kesemurnaan.
Nematoda hidup di mana saja, kelompok hewan ini dapat ditemukan di air tawar,
air asin, dan juga dalam tanah. Sebagian hidup sebagai parasit, hewan ini hidup
di dalam tubuh hewan lain dan juga tumbuhan.
Phylum Annelida
merupakan cacing dari phylum bersegmen, artinya tubuhnya terdiri atas satuan
berulang-ulang. Tubuhnya membentuk simetri bilateral. Phylum hewan ini telah
ditemukan 8.900 spesies serta terbagi atas tiga kelas.
(John W. Kimball, 1999).
Platyhelminthes
berasal dari bahasa Yunani: platy
artinya pipih dan helminthes yang
artinya cacing. Bila dibandingkan dengan Porifera dan Coelenterata, phylum Platyhelminthes
lebih tinggi setingkat.
Nemathelminthes
berasal dari kata nematos yang artinya
benang dan helminthes yang artinya
cacing. Cacing ini juga sering disebut cacing gilig.
Cacing
yang termasuk dalam phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya, yakni
memiliki ringga tubuh, terbagi atas ruas-ruas, dan sistem saraf yang terdiri
atas sepasang ganglion dan tubuh dilapisi kutikula serta pada rongga tubuhnya
terdapat sekak yang disebut septum (Maskoeri
Jasin, 1997).
Platyhelmintes
di sebut cacing pipih. Platyhelminthes mempunyai tubuh lunak berbentuk pipih
seperti pita atau daun. Beberapa cirri khas Platyhelmintes adalah:
- Tubuh pipih dan bilateral
simetris
- Embrio memiliki tiga
lapisan lembaga, belum memiliki selom
- Epidermis lunak,
bersilia atau tertutup laoisan lilin(kutikula)
- Alat pencernaan belum
sempurna, memiliki mulut tanpa anus
- Tidak memiliki rongga
tubuh
- Alat sekresi berupa
sel-sel api
- Sistem saraf terdiri atas
sepasang ganglion anterior yang dihubungkan oleh 1-3 pasang tali saraf
memanjang
- Bersifat hemafrodit,
pembuahan terjadi secara internal
(Slamet
Prawirohartono, 2005).
Pada
Platyhelmintes sudah ada alat atau organ sederhana ialah misalnya pharynx
bersifat muscular,ocelli, dan alat-alat yang lebih kompleks misalnya organ
genitalia dan organ excretoria. Tetapi masih mempunyai sistem gastrovasculare
dengan hanya satu muara keluar yang berfungsi baik sebagai mulut maupun sebagai
anus (radiopoetra,1986).
Phylum
Platyhelmintes merupakan phylum yang paling primitif diantara semua phylum
dalam bilateral. Anggota dari phylum Platyhelmintes dengan bagus menggambarkan
perubahan-perubahan dari bentuk nenek moyang planalad yang biradial menjadi
bentuk bilateral yang kompleks ( Sugiarti,Dkk,2005)
Kata
Nemathelmintes berasal dari bahasa latin Nema (benang) dan helminthes (cacing).
Oleh sebab itu nemathelmintes disebut cacing benang. Tubuh tidak beruas-ruas
dan saluran pencernaannya sempurna, karena memiliki mulut dan anus. Ukuran
tubuh mikroskopis, tetapi ada yang makroskopis. Tubuh bagian luar ditutupi
selapis kutikula. Ukuran tubuh cacing betina lebih besar dari pada cacing
jantan dan ekor cacing jantan tampak bengkok (Amin, 1994)
Annelida
berasal dari bahasa latin Annelus berarti cincin kecil-kecil atau
dan Oidos berarti bentuk, karena bentuk cacing seperti sejumlah besar
cincin kecil yang di untai. Annelida terdapat di laut, air payau, air tawar dan
beberapa di darat. Ciri khas dari filum Annelida adalah tubuh terbagi atas
ruas-ruas yang sama panjang sumbu anteripr posterior. Istilah lain untuk ruas
tubuh yang sama adalah metamere, somite atau segment. Bagian tubuh paling
anterior disebut prostomium bukan suatu ruas, bagian ujung posterioe disebut
pigidium terdapat anus (Sugiarti, dkk, 2005).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Hari /
Tanggal : Sabtu / 26 April 2014
Waktu : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat
: Daerah Pusentasi ( Pusat laut ), Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten
Donggala.
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
3.2.1
Alat
-
Thrmometer pen
-
Kertas Label
-
Alat Penggali
-
Sarung tangan
-
Alat tulis menulis
- Toples
- Ember
- Kantong plastik
- Ph Tanah
3.2.2
Bahan
- Sampel bangsa Vermes
3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.
Menyiapkian alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini.
b.
Mengobservasi kawasan yang akan di
lakukan pengamatan.
c.
Membuat unit sampling pengamatan.
d.
Mengukur keadaan fisik dan kimia
lingkungan pengamatan.
e.
Mengamati habitat, cirri-ciri dan bentuk
bangsa Vermes
f.
Mengambil sempel bangsa Vermes
g.
Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan
menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan ciri-ciri sampel bangsa
Vermes yang ditemukan.
h.
Memasukkan data ke dalam tabel
hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Kondisi fisik – kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
|
Parameter
|
Waktu
|
Kisaran
|
1.
|
Suhu
|
09 : 00
|
32,680
|
2.
|
Kelembapan
|
09 : 00
|
51,3
|
3.
|
Ph
|
09 : 00
|
6,4
|
Tabel
1.2
No.
|
Nama
/ Gambar
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
Deskripsi
|
1.
|
Lumbricus terrestris
![]() ![]() ![]() ![]()
1 2
|
1.
Mulut
2.
Segmen
3.
Anus
|
Pharetima
Sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Oligoehaeta
Ordo : Opistopare
Family : Ophisthopare
Genus : Pharetima
Spesies : Pharetima Sp
(cacing tanah)
|
Spesies
ini memilki warna warna merah, memiliki mulut, segmen dan anus. Spesies ini
hidup ditanah yang lembab.
|
4.2 Pembahasan
Dalam
pembagian kelompok hewan invertebrata, khusnya phylum yang tergolong anggota
cacing (Vermes) terbagi atas tiga phylum, yaitu phylum Platyhelmithes,
Nemathelminthes, dan Annelida.
Phylum Platyhelminthes ini terbagi atas
9.000 spesies. Pemberian nama pada organisme ini adalah sangat tepat sesuai
dengan jumlah kelompok besar hewan ini pada umumnya hampir menyerupai pita.
Hewan ini berbentuk simetris bilateral dengan sisi kiri dan kanan, permukaan
dorsal dan ventral, dan juga posterior dan anterior. Phylum ini terbagi atas
tiga kelas, yaitu kelas Turbelaria, Trematoda dan Cestoda.
Phylum Nematelmnthes merupakan hewan
dalam bentuk silinder yang memanjang. Hewan-hewan yang tergolong dalam phylum
ini mempunyai sifat yang berkembang lebih maju secara evolusi bila dibandingkan
dengan cacing pipih. Meskipun demikian, cacing in mudah dikenali melalui
gerakannya. Sekarang telah didefinisikan 10.000 spesies Nematoda, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Nematoda hidup di mana saja, kelompok hewan ini dapat ditemukan di air tawar,
air asin, dan juga dalam tanah. Sebagian hidup sebagai parasit, hewan ini hidup
di dalam tubuh hewan lain dan juga tumbuhan.
Phylum Annelida merupakan cacing dari
phylum bersegmen, artinya tubuhnya terdiri atas satuan berulang-ulang. Tubuhnya
membentuk simetri bilateral. Phylum hewan ini telah ditemukan 8.900 spesies
serta terbagi atas tiga kelas.
Pada Phylum Annelida ini bagian
morfologi Tubuhnya bersegmen bundar memanjang atau tertekan dorsoventral.
Memiliki alat gerak yang berupa bulu-bulu kaku (setae) pada setiap segmen.
Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian tubuhnya yang
menonjol ke lateral, atau lobi lateral yang disebut parapodia. Tubuh tertutupi
oleh kutikula yang licin yang terletak di atas ephitelium yang bersifat
glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan umumnya terbagi atas septa, saluran
percernaan yang lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh.
Pada anatomi Tubuh Phylum ini tertutupi oleh
kutikula yang licin yang terletak di atas ephitelium yang bersifat
glanduler, sudah mempunyai rongga tubuh dan umumnya terbagi atas septa, saluran
percernaan yang lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Simetris
cardiovasculare adalah sistem tertutup, pembulu-pembulu darah membujur, dengan
cabang-cabang kecil (kapiler) pada tiap segmen (metamer); plasma darah
mengandung hemoglobin. Respirasi dengan kulit, atau dengan branchia. Organ
ekskresi terdiri atas sepasang nephridia pada tiap segmen. Sistem nervosum
terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak, yang
berhunbungan dengan berkas saraf medio-ventral yang memanjang sepanjang tubuh,
dengan ganglia pada tiap segmen; terdapat juga sel-sel tangoreceptor dan
photoreceptor. Kebanyakan bersifat hermaprodit dan berkembang secara langsung
atau bersifat gonochorostik dan perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi
dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa spesies. (John W. Kimball, 1999).
Berdasarkan hasil pengamatan dalam yang
diperoleh di lapangan, diperoleh sampel dari kelompok phylum Annelida, yaitu Pheretima Sp. Pada spesies Cacing tanah jenis Pheretima Sp segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak
pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna
merah keunguan, serta hidup di dalam tanah yang lembab atau air tawar. Pada gambar
nampak bagian – bagian dari Pheretima
Sp kepala, anus, dan segmen. Mulut pada spesies ini susah dilihat menggunakan
mata telanjang, mulut ini berfungsi untuk Memakan daun-daunan serta sampah
organik yang sudah lapuk. Anus alat
ekskresi yaitu alat utuk mengeluarkan zat-zat sisa pencernaan makanan berkumpul
didalam rongga tubuh (rongga selomik) berupa cairan. Pada setiap segmen
(sumite) terdapat rambut pendek dan keras yang disebut “seta” (setae). Seta
berfungsi sebagai pencengkeram atau pelekat yang kuat pada tempat cacing itu
berada. Pada bagian bawah (ventral) terdapat pori-pori yang letaknya tersusun
setiap segmen yang berhubungan dengan alat ekskresi (nephredia) yang ada
didalam tubuh.
Setelah membandingkan pada referensi
yang saya baca selain ketiga bagian organ tubuh tersebut ada pula Klitelum atau
Alat kelamin pada cacing dewasa bentuknya seperti cincin atau pelana berwarna
muda mencolok melingkari tubuh sdepanjang segmen tertentu pada kisaran umur 2,5
bulan. Klitelum terkait dengan produksi kokon. (mohd saat, sukami, 2009 ).
Dalam pengamatan ini, tidak ditemukan adanya
cacing dari filum Nemathelmintes dan
Platyhelmintes. Hal ini karena spesies dari kedua filium ini banyak yang hidup parasit pada hewan dan
manusia dan umumnya berukuran mikroskopis. Untuk cacing Platyhelminthes ada
yang hidup dilaut tetapi tidak didapatkan karena hidup diberbagai substrat yang
ada dilaut salah satunya adalah karang dan jenis cacing pada kelas ini mencari
makanan pada malam hari jadi kita tidak mendapatkan cacing jenis tersebut.
Faktor yang juga mempengaruhi sulit ditemukanya sampel bangsa vermes adalah
karena keadaan lingkungan yang kurang mendukung dimana daerahnya berbatu-batu,
dan masih terkontaminasi oleh air laut.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan berdasarkan tujuan yaitu:
a. Habitat spesies yang kami dapatkan adalah di
darat dengan subtract/ tempat hidup pada daerah yang lembab dan jauh dari sinar
matahari.
b. Phylum
Vermes yang ditemukan adalah Pheretima Sp
( Cacing Tanah ) dengan ciri – ciri sebagai berikut :
- Tubuh bersegmen dan panjang
-
Memiliki rongga tubuh
-
Memiliki mulut dan anus
c. Bangsa Vermes yang
ditemukan adalah filum Annelida yang terbagi atas 2 kelas, yakni Oligochaeta
dan Hirudinea.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar kelompok agar
praktikum dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin
Moh, Dkk, 1994. Biologi II. Intan
Pariwara. Klaten.
Jasin,
Maskoeri. 1987.Sistematik Hewan (Invertebrata dan Avertebrata). Surabaya
: Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1992. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Rawirohartono, Slamet, 2005. Sains Biologi SMU Kelas
1.Bumi Aksara. Jakarta
Radiopoetra. 1984. Zoologi Invertebrata. Erlangga
Suwignyo Sugiarti, Dkk, 2005. Avertebrata Air I.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim
Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata.
Universiatas Tadulako. Palu .