Rabu, 13 Januari 2016

LAPORAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN (EKOSISTEM PERAIRAN)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis. Dengan adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisika dan kimia suatu perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan hal tersebut dibidang perikanan dan konservasi alam.Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan.
Organisme lain yang hidup pada ekosistem air tawar adalah plankton, neuston, perifiton dan bentos. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapatsessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Derajat keasaman (pH) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh- tumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses fisiologis pada plankton terganggu. Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air untuk bernafas serta diperlukan oleh bakteri untuk proses dekomposisi. Dengan adanya proses dekomosisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap tersedia di perairan. Hal ini sangat menunjang pertumbuhan air, plankton dan perifiton.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui perbandingan sifat fisik, kimia, dan biologi perairan.
2.    Mengetahui tingkat penyinaran cahaya matahari (transparasi pada daerah profundal).










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen komponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas.Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala, atau individu yang lainnya.
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis (Cambell,2000).
Berdasarkan parameter fisika perairan terdiri atas Kecerahan, salinitas, Tipe Substrat, Nekton, dan Neuston.
 Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan (0/0), dari beberapa panjang gelombang di daerah spectrum yanh terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus pada permukaan air. Stratifikasi kolam air pada perairan tergenang yang disebabkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu lapisan Eutrofik, lapisan Kompensasi dan lapisan Preufondal (Pratama, 2009)..
Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida,semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah dioksida. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (%). Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 5%. Perairan payau antara 0,50%-30%, dan perairan laut 30%-40%. Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masuknya air tawar di sungai (Pratama, 2009).
Menurut Maire dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa suhu secara ekologi akan mempengaruhi penyebaran (distribusi) spesies. Karena organisme cenderung menempati lingkungan yang bersuhu sesuai bagi kehidupannya. Suhu secara fisiologi dapat mempengaruhi berbagai aktivitas biologi di dalam sel. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude) waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran air, serta kedalaman badan air (Anonim, 2012).
Komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari, bahan lain hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup. substrat dasar yang berupa batuan merupakan habitat yang penting baik dibandingkan dengan substrat pasir dan kerikil. Substrat pasir dan kerikil mudah sekali terbawa oleh arus air (Anonim, 2012)
Nekton adalah organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri. Kelompok organisme yang termasuk nekton adalah : Vertebrata (ikan bertulang rawan, seperti hiu dan pari ; ikan bertulang keras, seperti kakap, tuna, dll ; penyu ; ular ; mamalia laut, seperti paus). Mollusca (sotong dan cumi-cumi).
Neuston, adalah  organisme yang hidupnya berada di atas permukaan air. Yang termasuk kedalam neuston adalah serangga air. (Charton, 1989)










BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / Tanggal :  Sabtu 21 Juni 2014
Waktu             : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat            :Desa Lembah sada dusun Lino, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala
3.2    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Hygrometer
2.        Ph Meter
3.        Alat tulis Menulis
4.        DO-meter
3.3    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum lapangan ini adalah sebagai berikut
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.      Mengamati kondisi fisik dan kimia air sungai, empangd an pantai
3.      Mengamatai kondisi biologisnya yang berupa tumbuhan air dan keberadaan hewannya.
4.      Mengukur suhu dengan mengunakan termometer, kecepatan angin dengan menggunakan Anemometer,dan mengukur derajat keasaman dengan menggunakan pH meter.
5.      Memasukkan data pada hasil pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengmatan
Adapun hasil pengamatan yang di peroleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1
No
Kondisi fisik, kimia, dan biologi perairan
Keadaan perairan
Sungai
empang
laut
1.




2.




1.       


4.




5.



6.









7.
Warna
v  Bening
v  Coklat
v  Hitam
v  Kuning
Rasa
v  Tawar
v  Payau
v  Asin
v  Asam
Bau
v  Berbau
v  Tidak berbau
Kekeruhan
v  Bening
v  Agak keruh
v  Keruh
v  Keruh berlumpur
Erosi daerah pinggiran
v  Erosi permukaan
v  Erosi alur
v  Erosi parit
Kondisi biologis
v  Tumbuhan air
-          Terapung
-          Akar terbenam
-          Akar mencuat
-          Seluruhnya terbenam
v  Planton
v  Benthos


Kegunaan air
v  Air minum
v  MCK
v  Pertanian
v  Industri
v  Peternakan
v   pembuangan


ü   



ü   




ü   



ü   





ü   







ü   




ü   







ü   




ü   



ü   








ü   
















ü   








ü   





ü   


ü   







ü   





-
-


ü   




ü   





Tabel 2

No. 

Pengamatan
Hasil Pengukuran
Sungai
Empang
Laut
1.
Salinitas Air
0,1
3,70
5,20
2.
Ph
7,8
6,8
7,5
3.
Kedalaman air
35 Cm
5 Cm
87,9 Cm
4.
Suhu
32,2 0 C
31,9 0  C
30,8 0 C
5.
Kelembaban
72,1 %
84,5 %
87,9 %

4.2    Pembahasan
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis (Cambell,2000).
Air adalah salah satu sumber alam yang sangat di perlukan oleh organisme karena sebagian besar dari protoplasma adalah air. Air merupakan medium bagi kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dari orgnisme, juga berperan serta secara langsung bagi banyak reaksi biokimia termasuk respirasi sel, pencernaan dan fotosintesis. Dalam siklus air dimuka bumui, sebagian besar (sekitar 97 %) air tersimpan dilautan, sisanya adalah air tawar dalam bentuk cairan, padatan, dan uap air. Sekitar 75 % air tawar berada dalam bentuk es glasier dan es disekitar kedua kutub bumi. Kurang dari 1 % air tawar dimuka bumi berada dalam bentuk cairan dalam tanah dibawah permukaan bumi, sisanya adalah air permukaan di danau-danau dan sungai-sungai. Air sungai akhirnya mencapai lautan membawa muatan garam yang bercampur dengan air asin di lautan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di daerah Lembah sada tepatnya di dusun Lino, ekosistem perairannya dapat dikatakan telah tercemar diakibatkan kegiatan masyarakat setempat misalnya pada sungai dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah maupun MCK.
Berdasarkan hasil pengamatan, warna pada air sungai, empang dan laut coklat dan berbau diakibatkan tanah ditepi atau pinggiran sungai, empang dan laut mengalami pengikisan kemudian mengikuti aliran air sehingga warna pada lokasi ini menjadi coklat karena campuran tanah yang terkikis oleh air tersebut. Serta paling banyak mengandung lumpur yaitu air empang  sehingga bau dan warna pada air empang lebih mencolok dibandingkan air laut dan air sungai.
Erosi yang terbentuk pada air sungai berupa erosi alur karena erosi yang terjadi di daerah alur-alur sungai tersebut menyebabkan bentuk alur karena tekanan dari air yang berasal dari atas sungai. Kondisi biologis pada air sungai dan laut memiliki jenis - jenis Benthos. sedangakan kondisi biologis pada laut memiliki tumbuhan yang akarnya mencuat dan terbenam yang berfungsi untuk menahan tubuh tumbuhan karena kondisi tanah pada rawa dan laut tidak begitu padat sehingga memiliki akar tumbuhan yang mencuat guna menyokong  pohon agar tidak mudah terbanting atau tercabut akibat arus air maupun kondisi tanah.
Setelah melihat ketiga lokasi yaitu laut, empang dan sungai kegunaan ya sangat beragam karena melihat kondisi airnya. Untuk air sungai berguna sebagi MCK warga. Untuk empang berguna untuk  peternakan yaitu peternakan ikan yang akan menambah penghasilan warga dan untuk air laut juga berguna sebagai MCK.
























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.    Sifat fisik pada daerah perairan dapat ditandai dengan warna, rasa, bau dan kekeruhan. Sifat kimia dapat ditandai dengan salinitas air, kadar oksigen terlarut dan pH air. Sedangkan untuk mengetahui sifat biologisnya dapat dilihat dari tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya.
2.    Zona profundal terletak dibagian dalam dan dasar dari ekosistem perairan yang sudah tidak ditembus oleh sinar matahari atau kalapun bisa ditembus, cahayanya sudah tidak efektif untuk proses fotosintesis oleh organisme didalamnya.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar sesame kelompok agar praktikum dapat terlaksana dengan baik.







1 komentar:

  1. Emperor Casino: $300 Bonus - Shootercasino.com
    Emperor Casino is an online casino offering you an 제왕카지노 outstanding gaming experience. 온카지노 Enjoy a generous bonus 메리트카지노 and 100% match bonus up to $300!

    BalasHapus