Rabu, 13 Januari 2016

LAPORAN FILUM COELENTERATA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Dalam pembelajaran ilmu Biologi khususnya menyangkut masalah perkuliahan, ilmu hewan sangat penting untuk dikaji dengan tujuan agar lebih memahami system pembagian kelompok hewan yang lebih dulu telah dilakukan oleh para ahli, dengan menggunakan dasar-dasar klasifikasi yang mencakup persamaan maupun perbedaan ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing spesies hewan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran dalam Mata Kuliah Zoologi Invertebrata, yang khusus mengkaji dunia hewan yang tergolong dalam kelompok hewan tak bertulang belakang. Sangat banyak aspek yang dijadikan bahan pembelajaran mengenai dunia hewan yang tak bertulang belakang dalam Mata Kuliah ini, misalnya, bagaimanakah daur hidupnya, di manakah habitatnya, spesies apa sajakah yang terdapat di dalamnya, bagaimanakah tingkah laku reproduksinya, dan masih banyak lagi.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa dunia hewan sangat beragam spesiesnya, sehingga sangat sulit untuk dipelajari. Tetapi, dengan adanya penelitian langsung yang dilakukan akan mempermudah untuk mengenali segala spesies hewan tersebut. Hal ini teraplikasi pada kegiatan praktikum lapangan yang dilakukan di Taman Wisata Pusat Laut pada tanggal 27 April hingga 28 Mei 2014 kemarin. Dengan adanya kegiatan ini, maka para Mahasiswa Biologi dapat dengan mudah untuk memahami pembagian spesies ke dalam kelompok-kelompok hewan dengan melakukan identifikasi terhadap semua jenis makhluk hidup yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, khususnya hewan yang tergolong dalam philum coelentrata. Namun, kegiatan penelitian yang dilakukan seperti di atas selalu saja membutuhkan laporan tertulis untuk kelengkapan hasil yang diperoleh dalam kegiatan penelitian, sehingga segala macam spesies yang dijadikan sampel dari penelitian dapat dideskripsikan melalui laporan tertulis tersebut. hal inilah yang melatar belakangi penyusunan laporan praktikum yang dilakukan di Taman Wisata Pusat Laut tanggal 27 April hingga 28 Mei 2014.
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.  Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.Adapun yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu  untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati habitat, cirri dan jenis, serta mengidentifikasi dan mengklasifikasikan filum coelenterate pada suatu area pengamatan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum memiliki anus.
(Jutje  S Lahay 2006)
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat  dalam proses pencernaan.
Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian penguat yang keras, bagian lunaknya sudah hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati dimana letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup soliter dalam arti tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan lain-lain. Dapat berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu objek, misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air an lain-lain.
( Sugiarti suwignyo )
Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. polipAurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek didasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkonan pendek menggantung ke bawah.
Hydra, hidup di air tawar yang jernih dinginn tidak hangat,air tergenang (kolom atau danau) menempel pada batu-batuan atau daun tanaman air. Ada yang hidup bersimbiosis dengan ganggang hijau. Karena hidup menempel maka untuk memperoleh makanan dibutuhkan peergerakan. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel sebagai kaki dengan kontraksi memendek memanjang.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho=mangkuk, zoa=hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens. Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus=bunga, zoa=hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang). ( Yusminah Hala 2007 )
Semua nggota hewan yang tergolong dalam phylum ini sumua memiliki sel jelatan khusu yang disebut knidoblas sesuai dengan nama yang diberi berikan pada phylum ini. Pada knidobblas terdapat racun yang disebut nematosis  yang digunakan untuk menjerat dan mengumpulkan mangsa dan juga untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya (John W Kimball, 1992). 
Sistem organ pada coelentrata adalah sebagai berikut:
a.    Sistem respirasi
Respirasi dan eskresi dilakukan secara difusi. Oksigen masuk kedalam tubuh secara difusi, demikian pula peneluaran zat-zat sisa dan karbon dioksida dari dalam tubuh.
b.    Sistem saraf
     Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf yang memiliki juluran-juluran yang sama panjanya. Susunan saraf demikian disebut difus.
c.    Sistem pencernaan makanan
Makanan antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta. Makanan tersebut ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan kedalam mulutnya dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskuler. Dinding gastrovaskuler mengeluarkan enzim untuk mencerna makanan. Sari-ari makanan diserap oleh sel-sel usus dan dikeluarkan melalui mulut.

d.   Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual terjadi dengan pembuahan sel  telur oleh spermatozoid. Sedangkan reproduksi aseksual dengan membuat kuncup yang bentuknya menyerupai hydra dewasa pada sisi samping tubuh ( Sri Maryati, dkk, 2004).
Hewan-hewan yang tergolong kedalam philum coelentrata memliki ciri umum sebagai berikut:
1.     Mempunyai rongga tubuh yang brfungsi sebagai alat pencernaan dan alat peredaran;
2.     Mempunyai dua bentuk, yaitu medusa yang hidup bebas berenang dan polip yang hidup meneta dan menempel pada benda lain;
3.     Alat geraknya berupa tentakel;
4.     Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan eksoderm, endoderm, dan mesoglea;
5.     Mempunyai knidoblas, yaitu sel ektoderm yang berduri dan berisi racun yang disebut nematosit;
6.     Bernapas menggunakan seluruh permukaan tubuh ;
7.     Habitatnya di air l  air laut, ada  yang hiduop mandiri dan ada yang hidup berkoloni;
8.     Berkembang biak secara vegetatif dan generatif;
9.     Ada yang berkelamin dua (hermafrodit) dan ada yang berkelamin satu
( Lilis Sri Astuti, 2007). 
Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukanya praktikum ini.





BAB III
METODOLOGI
3.1  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:
3.2.1  Alat
a.    Thermometer                  g. Alat Penjepit
b.    Parang                            h. Kertas label
c.    Sarung tangan                i. Kamera
d.   Kacamata renang           j. Alat tulis menulis
e.    Toples                            k. kertas label
f.     Ember
3.2.2 Bahan
a.          Alkohol 4 %
b.         formalin 70 %
c.          Air laut
d.         Sampel phylum Coelenterata
3.2  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.         Mengobservasi kawasan yang akan di lakukan pengamatan.
b.         Membuat unit sampling pengamatan.
c.         Mengukur keadaan fisik dan kjmia lingkungan pengamatan.
d.        Mengamati habitat, cirri-ciri dan bentuk phylum Coelenterata.
e.         Mengambil sempel phylum Coelenterata.
f.          Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan ciri-ciri sampel phylum Coelenterata yang ditemukan.
g.         Memasukkan data ke dalam tabel hasil  pengamatan.
3.3 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / Tanggal      : Sabtu / 26 April 2014
Waktu                  : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat           : Daerah Pusentasi ( Pusat laut ), Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala.
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kondisi fisik – kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
Parameter
Waktu
Kisaran
1.
Suhu
09 : 00
32,680
2.
Kelembapan
09 : 00
51,3
3.
Ph
09 : 00
6,4

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan
No.
Nama / Gambar
Keterangan
Klasifikasi
Deskripsi
1.
Kelas Anthozoa
a.)    Tubasria Sp

                                          
Description: D:\Gambar zoin\colenterata\IMG_20140430_145329.jpg         1 


b.)    Madresporaria Sp
Description: D:\Gambar zoin\colenterata\IMG_20140430_145407.jpg       1

1.      Polip








1.      Mulut
Kingdom: Animalia
Phylum    :Coelenterata
Kelas       : Anthozoa
Ordo        : Alcyonaria
Family     : Alcyonariales
Genus       : Tubasrea
Spesies      :Tubasrea Sp





Kingdom: Animalia
Phylum    :Coelenterata
Kelas       : Anthozoa
Ordo        : Madresporana
Family     : Umbrilidae
Genus     : Madresporaria
Spesies   :
Madresporaria sp
Spesies ini berwarna kuning dan menyerupai tumbuhan, dalam daur hidup spesies ini daur hidupnya hanya mempunyai polip.



Spesies ini memilki warna putih kekuningan, hewan ini memilki rongga disekeliling tubuhnya pada bagian tengahnya terdapat mulut.
 2.

Kelas Scyphozoa
Aurelia aurita
          1                            2
Description: D:\Gambar zoin\colenterata\IMG_20140430_145037.jpg
   3
                            4

1.Rongga gastro vaskuler
2. Epidermis
3. Tentakel
4. Mulut

Kingdom: Animalia
Phylum    :Coelenterata
Kelas       : Schyphozoa
Ordo        : Semaestomae
Family   : Semaestomales
Genus     : Aurelia
Spesies   : Aurelia Sp


Spesies ini memiliki rangga gastro vaskuler, epidermis, tentakel, dan mulut. Spesies ini memiliki warna putih dan masi berukuran kecil.
3.
Kelas Hydrozoa
Hydra Sp

          2              1        3
Description: D:\Gambar zoin\colenterata\IMG_20140430_145218.jpg
                           4
            5             
1.      Tentakel
2.      Mulut
3.      Rongga
4.      Epidermis
5.      Cakram basal
Kingdom: Animalia
Phylum    :Coelenterata
Kelas       : Hydrozoa
Ordo        : Hydroidea
Family   : Hydroideales
Genus     : Hydra
Spesies   : Hydra Sp

Spesies ini memiliki Tentakel, mulut, Rongga, Epidermis, dan cakram basal. Spesies inin memilki warna coklat gelap pada bagian tubuhnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.
Ciri – ciri dari filum Coelenterata ini adalah sebagai berikut :
-        Hewan bersel banyak (multiseluler)
-        Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga (mesoglea)
-        Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok (medusa)
-        Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
-        Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
-        Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
-        Sistem saraf difus (baur)
-        Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase medusa.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.  Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.Adapun yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu  untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
-   Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
-   Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
-   Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
Pada faktor abiotik yaitu pada suhu 32,680  ataupun kelembapan 51,3 kami mendapatkan beberapa spesies yang mewakili beberapa kelas dari filum ini yaitu Tubasrea Sp, Madresporaria Sp, Aurelia Sp dan Hydra Sp.  Namun kondisi faktor abiotik ini juga sangat mempengaruhi spesies – spesies pada kelas ini, karena pada suhu  dan salinitas serta kelembapan tertebtu hewan – hewan ini tidak dapat bertahan / hiup sehingga kita tidak dapat menemukan semua jenis dari setiap kelas filum coelenterate pada suatu daerah pengamatan.
Dari hasil pengamatan sampel phylum Coelenterata yang diperolah di lapangan, yang ditemukan beberapa spesies yang mewakili kelas phylum coelenterate yaitu Tubasrea Sp dan Madresporaria Sp ( Kelas Anthozoa),
Aurelia Sp ( Kelas Schypozoa) dan Hydra Sp ( Kelas Hydrozoa ). Jenis hewan tersebut memiliki ciri-ciri deskripsi sebagai berikut.
a.)  Tubasrea Sp
              Pada kelas Anthozoa kami menemukan dua spesies yang mewakili kelas ini. Pada kelas Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Pada perkembangbiakan kelas ini terbagi atas dua yaitu reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi secara Seksual dengan cara membentuk gamet sedangkan reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk tunas dengan fregmentasi. Pada spesies ini memiliki tentakel beraneka ragam. Tentakel mengelilingi celah mulut dan tersusun menyerupai mahkota bunga. Spesies ini berwarna kuning yang mencolok pada bagian tubuhnya dan spesies ini menempel pada substrat.
b.)  Madresporaria Sp
              Spesies ini adalah salah satu spesies yang mewakili Kelas Anthozoa. Spesies ini memiliki polip berukuran besar. Koloninya berbentuk dari polip – polip dan struktur heterogen. Kerangka tubuhnya adalah extelekson terbuat dari keeping kapur . Pada bagian tengah ( mulut ) terdapat lendir yang berwarna bening, kental dan apabila cairan ini terkena kulit dapat menimbulkan rasa gatal. Spesies ini hidup pada substrat ata pada inangnya.
c.)   Aurelia Sp
Spesies ini adalah salah satu spesies yang mewakili kelas Schypozoa. Pada tubuh spesie ini terdapat tentakel, mulut, epidermis, dan rongga gastrovaskuler. Tentakel pada spesies ini dilengkapi oleh nenatokis yang berfungsi menghancurkan mangsa atau musuhnya. Pada tentakel ini terdapat sel penyengat yang dapat menyengat jika spesies ini terancam. Mulut spesies ini bermuara pada rongga gas trovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan.Didalamk raongga gastrovaskuler makana dicampur dengan enzim. Epidermis adalah lapisan terluar dari spesies ini.. Rongga gas trovaskuler yaitu entero yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari – sari makanan kedalam tubuh. Spesies ini muncul pada saat air pasang dan didapat pada saat malam hari.
d.)  Hydra Sp
Spesies ini adalah salah satu spesies yang mewakili kelas Hydrozoa. Spesies ini memiliki bentuk polip. Pada tubuh spesies ini terdapat tentakel yang berfubsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan kedalam mulut. Mulut bermuara pada rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi mencerna makanan , mengedarkan sari – sari makanan kedalam tubuh, sera sebagai tempat pembuangan. Epidermis yaitu lapisan paling terluar yang dilapisi oleh kufkula yang tipis serta transparan kecuali epidermis dibagian cakram basal. Cakram basal berfungsi berfungsi untuk menempelkan tubah pada substrat.

Berdasarkan hasil pengamatan dikatakan telah sesuai dengan literature yang ada, sehingga praktikum ini dapat dikatakan cukup baik karena semua sampel yang didapatkan telah mewakili dari semua kelas.










BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi sampel dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.    Phylum Coelenterata terbagi menjadi 4 kelas yaitu :
·      Hydrozoa
·      Scyphozoa
·      Authozoa
·      Ctenophora
b.    Ciri-ciri phylum Coelenterata
·      Tubuhnya berbentuk seperti tabung dan bersifat simetris radial
·      Mempunyai rongga besar ditengah-tengah tubuhnya (rongga gastrovaskuler).
·      Ada yang berbentuk medusa dan ada yang polip.
c.    Habitatnya di laut dan merupakan pembentuk taman laut sebagai sentral ekosistem di laut, baik pada laut yang dalam maupun yang dangkal.
5.2    Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar kelompok agar praktikum dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Hala,Yusminah.2007 Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.  
Jutje  S Lahay.2006 Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Kimball, John W. 1992. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Maryati, Sri, dkk. 2004. Biologi SMA Kelas I. Jakarta : Erlangga.
Suwignyo,Sugiarto. 2005 Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sry Astuti, Lilis. 2007. Klasifikasi hewan. Jakarta : Kawan Pustaka.
Tim Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Universiatas Tadulako. Palu .
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar