BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Dalam pembelajaran ilmu Biologi
khususnya menyangkut masalah perkuliahan, ilmu hewan sangat penting untuk
dikaji dengan tujuan agar lebih memahami system pembagian kelompok hewan yang
lebih dulu telah dilakukan oleh para ahli, dengan menggunakan dasar-dasar
klasifikasi yang mencakup persamaan maupun perbedaan ciri-ciri yang dimiliki
oleh masing-masing spesies hewan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada proses
pembelajaran dalam Mata Kuliah Zoologi Invertebrata, yang khusus mengkaji dunia
hewan yang tergolong dalam kelompok hewan tak bertulang belakang. Sangat banyak
aspek yang dijadikan bahan pembelajaran mengenai dunia hewan yang tak bertulang
belakang dalam Mata Kuliah ini, misalnya, bagaimanakah daur hidupnya, di
manakah habitatnya, spesies apa sajakah yang terdapat di dalamnya, bagaimanakah
tingkah laku reproduksinya, dan masih banyak lagi.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,
bahwa dunia hewan sangat beragam spesiesnya, sehingga sangat sulit untuk
dipelajari. Tetapi, dengan adanya penelitian langsung yang dilakukan akan
mempermudah untuk mengenali segala spesies hewan tersebut. Hal ini teraplikasi
pada kegiatan praktikum lapangan yang dilakukan di Taman Wisata Pusat Laut pada
tanggal 27 April hingga 28 Mei 2014 kemarin. Dengan adanya kegiatan ini, maka para
Mahasiswa Biologi dapat dengan mudah untuk memahami pembagian spesies ke dalam
kelompok-kelompok hewan dengan melakukan identifikasi terhadap semua jenis
makhluk hidup yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, khususnya hewan yang
tergolong dalam philum coelentrata. Namun, kegiatan penelitian yang dilakukan
seperti di atas selalu saja membutuhkan laporan tertulis untuk kelengkapan
hasil yang diperoleh dalam kegiatan penelitian, sehingga segala macam spesies
yang dijadikan sampel dari penelitian dapat dideskripsikan melalui laporan
tertulis tersebut. hal inilah yang melatar belakangi penyusunan laporan
praktikum yang dilakukan di Taman Wisata Pusat Laut tanggal 27 April hingga 28
Mei 2014.
Istilah
Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus.
Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,
tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan
bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan
hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.
Habitat
Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat
pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk
bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen
utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat
hidup beragam jenis hewan dan ganggang. Dua puluh lima persen ikan yang
dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang
sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat
bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.Adapun yang
melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengamati struktur
morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan
mengklasifikasikannya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati habitat, cirri dan jenis,
serta mengidentifikasi dan mengklasifikasikan filum coelenterate pada suatu
area pengamatan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Coelenterata umumnya
hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus
hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu
substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya
berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut
yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau
enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari
makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel
menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan,
alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf
yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum memiliki
anus.
(Jutje S Lahay 2006)
Coelenterata termasuk
hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan
endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara
kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun
gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat
kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut
nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan
terlibat dalam proses pencernaan.
Karang sering kali hanya merupakan
bagian rangka kapur atau bagian penguat yang keras, bagian lunaknya sudah
hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati dimana letak bagian yang
lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup soliter dalam arti tidak
berkoloni, hidup di air tawar misalnya di kolam, di empang, di danau, rawa-rawa
dan lain-lain. Dapat berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat
pada suatu objek, misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air an lain-lain.
( Sugiarti suwignyo )
Ubur ubur mudah dikenal
karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran
relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk
kerupuk ubur-ubur. polipAurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu
objek didasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm
tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur
berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah
semacam kerongkonan pendek menggantung ke bawah.
Hydra, hidup di air
tawar yang jernih dinginn tidak hangat,air tergenang (kolom atau danau)
menempel pada batu-batuan atau daun tanaman air. Ada yang hidup bersimbiosis
dengan ganggang hijau. Karena hidup menempel maka untuk memperoleh makanan
dibutuhkan peergerakan. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan tentakel
yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah
posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel
sebagai kaki dengan kontraksi memendek memanjang.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas
berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa,
Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa
= hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam
siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra,
Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang
hidupnya berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa
dalam siklus hidupnya.Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho=mangkuk,
zoa=hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.
Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm.
Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil
menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora
fruttescens. Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus=bunga, zoa=hewan)
memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak
memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar
dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.
Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta
reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea
(koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.
Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan
ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada
koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang
serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat
kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai
(terumbu karang). ( Yusminah Hala 2007 )
Semua nggota hewan yang tergolong dalam
phylum ini sumua memiliki sel jelatan khusu yang disebut knidoblas sesuai
dengan nama yang diberi berikan pada phylum ini. Pada knidobblas terdapat racun
yang disebut nematosis yang digunakan
untuk menjerat dan mengumpulkan mangsa dan juga untuk mempertahankan diri dari
musuh-musuhnya (John W Kimball, 1992).
Sistem organ pada coelentrata adalah
sebagai berikut:
a. Sistem
respirasi
Respirasi
dan eskresi dilakukan secara difusi. Oksigen masuk kedalam tubuh secara difusi,
demikian pula peneluaran zat-zat sisa dan karbon dioksida dari dalam tubuh.
b. Sistem
saraf
Sistem
saraf terdiri dari sel-sel saraf yang memiliki juluran-juluran yang sama
panjanya. Susunan saraf demikian disebut difus.
c. Sistem
pencernaan makanan
Makanan
antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta. Makanan
tersebut ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian dimasukkan kedalam
mulutnya dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskuler. Dinding gastrovaskuler
mengeluarkan enzim untuk mencerna makanan. Sari-ari makanan diserap oleh
sel-sel usus dan dikeluarkan melalui mulut.
d. Sistem
reproduksi
Reproduksi
secara seksual terjadi dengan pembuahan sel
telur oleh spermatozoid. Sedangkan reproduksi aseksual dengan membuat
kuncup yang bentuknya menyerupai hydra dewasa pada sisi samping tubuh ( Sri
Maryati, dkk, 2004).
Hewan-hewan
yang tergolong kedalam philum coelentrata memliki ciri umum sebagai berikut:
1.
Mempunyai rongga tubuh yang brfungsi
sebagai alat pencernaan dan alat peredaran;
2.
Mempunyai dua bentuk, yaitu medusa yang
hidup bebas berenang dan polip yang hidup meneta dan menempel pada benda lain;
3.
Alat geraknya berupa tentakel;
4.
Dinding tubuhnya terdiri atas tiga
lapisan, yaitu lapisan eksoderm, endoderm, dan mesoglea;
5.
Mempunyai knidoblas, yaitu sel ektoderm
yang berduri dan berisi racun yang disebut nematosit;
6.
Bernapas menggunakan seluruh permukaan
tubuh ;
7.
Habitatnya di air l air laut, ada
yang hiduop mandiri dan ada yang hidup berkoloni;
8.
Berkembang biak secara vegetatif dan
generatif;
9.
Ada yang berkelamin dua (hermafrodit)
dan ada yang berkelamin satu
(
Lilis Sri Astuti, 2007).
Hal
inilah yang melatarbelakangi dilakukanya praktikum ini.
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada saat dilakukannya penelitian adalah sebagai
berikut:
3.2.1 Alat
a.
Thermometer g. Alat Penjepit
b.
Parang h.
Kertas label
c.
Sarung tangan i. Kamera
d.
Kacamata renang j. Alat tulis menulis
e.
Toples k.
kertas label
f.
Ember
3.2.2 Bahan
a.
Alkohol 4 %
b.
formalin 70 %
c.
Air laut
d.
Sampel phylum Coelenterata
3.2 Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.
Mengobservasi kawasan yang akan di
lakukan pengamatan.
b.
Membuat unit sampling pengamatan.
c.
Mengukur keadaan fisik dan kjmia
lingkungan pengamatan.
d.
Mengamati habitat, cirri-ciri dan bentuk
phylum Coelenterata.
e.
Mengambil sempel phylum Coelenterata.
f.
Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan
menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan ciri-ciri sampel phylum
Coelenterata yang ditemukan.
g.
Memasukkan data ke dalam tabel
hasil pengamatan.
3.3
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / Tanggal : Sabtu / 26 April 2014
Waktu : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat
: Daerah Pusentasi ( Pusat laut ), Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten
Donggala.
Adapun hasil
pengamatan yang diperoleh pada praktikum adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Kondisi fisik – kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
|
Parameter
|
Waktu
|
Kisaran
|
1.
|
Suhu
|
09 : 00
|
32,680
|
2.
|
Kelembapan
|
09 : 00
|
51,3
|
3.
|
Ph
|
09 : 00
|
6,4
|
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan
No.
|
Nama
/ Gambar
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
Deskripsi
|
1.
|
Kelas Anthozoa
a.)
Tubasria
Sp
![]() ![]()
b.)
Madresporaria
Sp
![]() ![]() |
1.
Polip
1.
Mulut
|
Kingdom: Animalia
Phylum :Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Alcyonaria
Family :
Alcyonariales
Genus : Tubasrea
Spesies :Tubasrea
Sp
Kingdom: Animalia
Phylum :Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Madresporana
Family : Umbrilidae
Genus : Madresporaria
Spesies :
Madresporaria sp
|
Spesies
ini berwarna kuning dan menyerupai tumbuhan, dalam daur hidup spesies ini
daur hidupnya hanya mempunyai polip.
Spesies
ini memilki warna putih kekuningan, hewan ini memilki rongga disekeliling
tubuhnya pada bagian tengahnya terdapat mulut.
|
2.
|
Kelas Scyphozoa
Aurelia
aurita
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
3
4
|
1.Rongga
gastro vaskuler
2.
Epidermis
3.
Tentakel
4.
Mulut
|
Kingdom: Animalia
Phylum :Coelenterata
Kelas : Schyphozoa
Ordo : Semaestomae
Family : Semaestomales
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia
Sp
|
Spesies
ini memiliki rangga gastro vaskuler, epidermis, tentakel, dan mulut. Spesies
ini memiliki warna putih dan masi berukuran kecil.
|
3.
|
Kelas Hydrozoa
Hydra
Sp
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
4
5
|
1.
Tentakel
2.
Mulut
3.
Rongga
4. Epidermis
5.
Cakram basal
|
Kingdom: Animalia
Phylum :Coelenterata
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Hydroidea
Family : Hydroideales
Genus : Hydra
Spesies : Hydra
Sp
|
Spesies
ini memiliki Tentakel, mulut, Rongga, Epidermis, dan cakram basal. Spesies
inin memilki warna coklat gelap pada bagian tubuhnya.
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Istilah
Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus.
Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,
tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan
bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan
hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.
Ciri
– ciri dari filum Coelenterata ini adalah sebagai berikut :
-
Hewan bersel banyak (multiseluler)
-
Tubuh radial simetris (2 lapis sel),
ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga (mesoglea)
-
Bentuk seperti tabung (polip) dan
seperti mangkok (medusa)
-
Di atas tubuh terdapat mulut dan
tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel punya sel racun
(knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
-
Punya rongga gastrovaskuler untuk
pencernaan
-
Sistem pernapasan dengan cara difusi
(seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
-
Sistem saraf difus (baur)
-
Mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase medusa.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan
memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan
ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata
seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup
dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda
lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Habitat
Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.
Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat
pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk
bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen
utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan
tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang. Dua puluh lima persen ikan
yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu
karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai
sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan
pantai.Adapun yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu untuk
mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata
dan mengklasifikasikannya.
Reproduksi
Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata
yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat
pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh
Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh
Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
Coelenterata dibedakan
dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu
Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
- Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani,
hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan
medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa
adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang
hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya.
-
Scyphozoa
Scyphozoa
(dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan
berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan
ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara
aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara
aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
-
Anthozoa
Anthozoa
(dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel
yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya
bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata
lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara
aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan
gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina
(Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena
koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu
pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan
makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka
koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang
membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
Pada
faktor abiotik yaitu pada suhu 32,680 ataupun kelembapan 51,3 kami mendapatkan
beberapa spesies yang mewakili beberapa kelas dari filum ini yaitu Tubasrea Sp, Madresporaria Sp, Aurelia
Sp dan Hydra Sp. Namun kondisi faktor abiotik ini juga sangat
mempengaruhi spesies – spesies pada kelas ini, karena pada suhu dan salinitas serta kelembapan tertebtu hewan
– hewan ini tidak dapat bertahan / hiup sehingga kita tidak dapat menemukan
semua jenis dari setiap kelas filum coelenterate pada suatu daerah pengamatan.
Dari
hasil pengamatan sampel phylum Coelenterata yang diperolah di lapangan, yang
ditemukan beberapa spesies yang mewakili kelas phylum coelenterate yaitu Tubasrea Sp
dan
Madresporaria
Sp ( Kelas
Anthozoa),
Aurelia
Sp
( Kelas Schypozoa) dan Hydra Sp (
Kelas Hydrozoa ). Jenis hewan tersebut memiliki ciri-ciri deskripsi sebagai
berikut.
a.) Tubasrea Sp
Pada kelas Anthozoa kami menemukan
dua spesies yang mewakili kelas ini. Pada kelas Anthozoa dalam daur hidupnya
hanya mempunyai polip. Pada perkembangbiakan kelas ini terbagi atas dua yaitu
reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi secara Seksual dengan cara
membentuk gamet sedangkan reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk
tunas dengan fregmentasi. Pada spesies ini memiliki tentakel beraneka ragam.
Tentakel mengelilingi celah mulut dan tersusun menyerupai mahkota bunga.
Spesies ini berwarna kuning yang mencolok pada bagian tubuhnya dan spesies ini
menempel pada substrat.
b.) Madresporaria
Sp
Spesies ini adalah salah satu
spesies yang mewakili Kelas Anthozoa. Spesies ini memiliki polip berukuran
besar. Koloninya berbentuk dari polip – polip dan struktur heterogen. Kerangka
tubuhnya adalah extelekson terbuat dari keeping kapur . Pada bagian tengah (
mulut ) terdapat lendir yang berwarna bening, kental dan apabila cairan ini
terkena kulit dapat menimbulkan rasa gatal. Spesies ini hidup pada substrat ata
pada inangnya.
c.) Aurelia Sp
Spesies ini adalah salah satu
spesies yang mewakili kelas Schypozoa. Pada tubuh spesie ini terdapat tentakel,
mulut, epidermis, dan rongga gastrovaskuler. Tentakel pada spesies ini
dilengkapi oleh nenatokis yang berfungsi menghancurkan mangsa atau musuhnya.
Pada tentakel ini terdapat sel penyengat yang dapat menyengat jika spesies ini
terancam. Mulut spesies ini bermuara pada rongga gas trovaskuler atau enteron
yang berfungsi untuk mencerna makanan.Didalamk raongga gastrovaskuler makana
dicampur dengan enzim. Epidermis adalah lapisan terluar dari spesies ini..
Rongga gas trovaskuler yaitu entero yang berfungsi untuk mencerna makanan dan
mengedarkan sari – sari makanan kedalam tubuh. Spesies ini muncul pada saat air
pasang dan didapat pada saat malam hari.
d.) Hydra Sp
Spesies
ini adalah salah satu spesies yang mewakili kelas Hydrozoa. Spesies ini
memiliki bentuk polip. Pada tubuh spesies ini terdapat tentakel yang berfubsi
untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan kedalam mulut. Mulut bermuara pada
rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi mencerna makanan ,
mengedarkan sari – sari makanan kedalam tubuh, sera sebagai tempat pembuangan.
Epidermis yaitu lapisan paling terluar yang dilapisi oleh kufkula yang tipis
serta transparan kecuali epidermis dibagian cakram basal. Cakram basal
berfungsi berfungsi untuk menempelkan tubah pada substrat.
Berdasarkan
hasil pengamatan dikatakan telah sesuai dengan literature yang ada, sehingga
praktikum ini dapat dikatakan cukup baik karena semua sampel yang didapatkan
telah mewakili dari semua kelas.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan identifikasi sampel dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Phylum Coelenterata terbagi menjadi 4
kelas yaitu :
· Hydrozoa
· Scyphozoa
· Authozoa
· Ctenophora
b.
Ciri-ciri phylum Coelenterata
· Tubuhnya
berbentuk seperti tabung dan bersifat simetris radial
· Mempunyai
rongga besar ditengah-tengah tubuhnya (rongga gastrovaskuler).
· Ada
yang berbentuk medusa dan ada yang polip.
c.
Habitatnya di laut dan merupakan
pembentuk taman laut sebagai sentral ekosistem di laut, baik pada laut yang
dalam maupun yang dangkal.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar kelompok agar
praktikum dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hala,Yusminah.2007
Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.
Jutje
S Lahay.2006 Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Kimball,
John W. 1992. Biologi jilid 3.
Jakarta : Erlangga.
Maryati, Sri, dkk.
2004. Biologi SMA Kelas I. Jakarta : Erlangga.
Suwignyo,Sugiarto.
2005 Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sry Astuti, Lilis.
2007. Klasifikasi hewan. Jakarta : Kawan Pustaka.
Tim
Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun
Praktikum Zoologi Invertebrata. Universiatas Tadulako. Palu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar