Rabu, 13 Januari 2016

LAPORAN FILUM ECHINODERMATA



BAB I  
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode  Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.
Laut  merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut. Organisme yang hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk sekelilingnya,  baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak bentuk umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan perggerakannya
    Laut juga merupakan tempat mata penjaharian untuk golongan masyarakat tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah pasang surut yang berkarang, berlumpur atau berpasir. Hampir semua wakil dari phylum hewan dapat ditemukan di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada akhir deretan Phylum dalam invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan banyak Phylum echidonemata lebih dekat dengan Vertebrata daripada Invertebrata.

Echidonemata menempati berbagai macam habitat Zona Trumbu Karang, daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan laut jenis lainnya, Koloni Karang Hidup, Koloni Karang Mati serta daerah betting karang. Echidonemata merupakan komponen Distik yang penting dalam siklus rantai makanan. Makanan dan Phylum Echidonemata jenis tripang adalah detritus sehingga hewan ini banyak ditemukan di daerah yang banyak mengandung detritus. (Maskoeri Jasin. 1992). Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga dilakukanya praktikum ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati habitat, cirri dan jenis, serta mengidentifikasi dan mengklasifiksikan phylum echinodermata pada suatu area pengamatan.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
       
Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial.
Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain. (Maskoeri Jasin. 1990)
Sistem pembuluh air berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya air air laut melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur volumeair dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung jenisnya, kaki tabung juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O­­2 dan CO2. Alat pernapasan utama echinodermata adalah insang kulit yang merupakan perluasan rongga tubuh keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle kapur. Rongga tubuh berisi cairan semacam getah bening, mengandung amebocyt yang berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi. (Adun Rusyana. 2012)
Sistem saraf menyebar, subepidermal, artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar berbentuk seglima terletak tepat di bawah epidermis peristome, sekitar mulut. Dari sini menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristone. Tiap sudut segilima dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada daerah embulakurum tiap tangan. Semua jenis echinodermata merupakan satu-satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit.
Ciri-ciri Echinodermata adalah sebagai berikut:
Ø Kulitnya berduri dan mempunyai rangkaian yang tersusun dari zat kapur;
Ø Bentuk tubuhnya simetris radial (dapat dibagi menjadi bagian yang sama bentuk dan besarnya);
Ø Tidak mempunyai kepala yang jelas;
Ø Mempunyai gigi catut;
Ø Bergerak menggunakan kaki amburakral yang berbentuk tabung kecil dan diujungnya terdapat alat penghisap untuk melekatkan diri pada suatu tempat;
Ø Berkembangbiak secara kawin umumnya berkelamin terpisah;
Ø Pemakan bangkai;
Ø Hidup di laut (Lilis Sri Astuti, 2007).
System-sistem organ pada Echinodermata adalah sebagai berikut.
a)    Sistem Pencernaan
System pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi, ada beberapa spesies yang tidak memiliki anus.
b)   Sistem Sirkulasi
System sirkulasi radial mengalami reduksi, selom biasanya luas berisi sel-sel amebosit. Pada saat larva, rongga tubuh berfungsi sebagai system vaskularair dengan kaki ambulakral. System ini dipakai untuk berjalan, respirasi, ekskresi, dan menangkap mangsa.
c)    Sistem Respirasi
System respirasi sangat berbeda-beda pada setiap kelompok Echinodermata. Ada yang menggunakan kaki tabung, insang kecil, atau pohon respirasi.
d)   System Reproduksi
Reproduksinya ada yang secara seksual dan ada pula yang aseksual. Secara aseksual yakni dengan regenerasi atau dengan pembelahan sel. Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi telur dan sperma di dalam air (fertilisasi eksternal). Alat kelaminnya terpisah (diesis). Pada fertilisasi eksternal dihasilkan larva yang mikroskopis, bersilia, dan bersifat bebas (medusa). Larva telah mempunyai sistem pencernaan yang lengkap.
e)    System Saraf
System saraf berupa cincin disekitar mulut dan berupa system saraf radial (Sri Maryati. 2004).

Echinodermata terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organismekecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea atau binyang ular memiliki bntuk tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat hisap, yang memiliki alat sensori dan juga membantu pernapasan yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut. (Mukayat Djarubito Brotowidjojo. 1990).



BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dan waktu dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / Tanggal : Sabtu / 26 April 2014
Waktu             : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat            : Daerah Pusentasi ( Pusat Laut ), Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Banawa Tengah.
3.2  Alat dan Bahan
          Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah    sebagai berikut:
a.        Alat
-   Loupe
-   Thermometer
- Sarung Tangan
-   Kacamata Laut
-   Toples
-   Ember
-   Kertas Label
-   Alat Tulis Menulis
-   Alat Penjepit
b.       Bahan
-       Formalin 4 %
-       Alcohol 70 %
       -    Air Laut
-    Sampel Phylum Echinodermata
3.3     Prosedur kerja
          Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.        Mengobservasi lokasi atau kawasan yang akan di lakukan pengamatan
2.        Mengukur keadaan fisik kimia lingkungan pengamatan
3.        Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk Phylum Echinodermata
4.        Mengambil sampel Phylum Echinodermata
5.        Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan cirri-ciri sampel Phylum Echinodermata yang ditemukan.
6.        Memasukkan data sampel ke dalam table hasil pengamatan













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kondisi fisik – kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
Kondisi Lingkungan
Waktu
Parameter
1.
Suhu
09 : 00 – 12 : 00
33,80
2.
Salinitas
09 : 00 – 12 : 00
8,30

 pH 
09 : 00 – 12 : 00
8,2

Tabel 1.2 Tabel Pengamatan
No
Nama jenis/klasifikasi
Gambar
keterangan
Deskripsi

1.





























2.










3.



























4.








5.






KELAS ASTEROIDAE
a.)       Lynchia laevigata
Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Kelas       : Echinoidae
Ordo        : Phanerozonia
Family     : Lincehiadae
Genus      : Linchia
Spesies   : Lynchia laevigata
                (Bintang laut biru)




b.) Asterias forbesi
Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Kelas       : Astruidae
Ordo        : Phanerozonia
Family     : Asteridae
Genus      : Asterias
Spesies    : Asterias forbesi
              (Bintang laut merah)






KELAS OPHIUROIDEA
Bintang ular laut
Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Kelas       : Opihiuroidae
Ordo        : Spatugoidae
Family     : Ophiothrixdae
Genus      : Ophiothrix
Spesies: Ophiothrix flagils


KELAS ECHINOIDEA
a.)    Diadema saxatile
Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Kelas       : Echinoidae
Ordo        : Aulodonta
Family     : Diamadae
Genus      : Diadema
Spesies   : Diadema saxatile
(Bulu babi berbulu panjang)



b.)      Echinarachinius parma
Kingdom : Animalia
Phylum   : Echinodermata
Class       : Echinoidea
Ordo       : Spailenoidea
Family    : Strongiloidea
Genus     : strongilo
Spesies  :Strongila sentrotus (Landak laut)






KELAS HOLOTHRIDEA
Halotuhuna edulis
Kingdom: Animalia
Phylum  : Echinodermata
Class      : Halothuridea
Ordo       : Aspidochirdideae
Family   : Holatthuradae
Genus    : Holathusia
Spesies   : Holathusia edulis
              ( Teripang )

KELAS CRINOIDEA
Kingdom: Animalia
Phylum  : Echinodermata
Class      : Ophiurea
Ordo       : Oprunda
Family   : Oprurae
Genus    : Ophiothrix
Spesies   : Ophiutrix sragius
              ( Lili Laut )


Description: DoDescription: Do

Description: F:\100_4574.JPG

        1          2
                      



       2      3

             
Description: F:\100_4577.JPG

                  1



                 2

Description: F:\100_4588.JPG
      1
3

         1

Description: Af.jpg           



          2      



                2

Description: D:\Gambar zoin\IMG_20140430_145929.jpg


           1





           1
Description: D:\Images\walpaper\100_4586.JPG




Description: D:\Images\walpaper\100_4592.JPG
         
             1

1. lengan
2. Lubang genital











1. Tanduk
2. lengan
3. Ambulakral













1. lengan
2. duri












1. duri
2. Mulut












1. duri
2. abdomen









1.      Mulut
1.      Mulut










1. Lengan

Spesies ini memiliki lima lengan, warna spesies ini berwrna biru dan terasa kasar pada bagian tubuhnya.




Spesies ini memiliki lima lengan, pada permukaan tubuh spesies ini terdapat tanduk yang berwarna coklat.




Spesies ini memiliki lima lengan yang lentur yang mengakibatkan pergerakan spesies ini lebih cepat. Selain itu terdapat duri – duri halus pada lenganya.

Spesies ini memilki tubuh yang bulat dan dipenuhi duri yang panjang dan tubuh dan durinya hitam.



Spesies ini memiliki tubuh yang bulat, pada bagian tubuhnya terdapat duri – duri halus dan berukuran pendek




Spesies ini memiliki bentuk tubuh yang lentur, lunak dan berwarna hitam.



Spesies ini memiliki lengan yang lentur. Spesies ini sperti bunga lili sehingga hewan ini disebut lili laut




4.2 Pembahasan
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki kulit berduri, serasi dengan penamaannya yang berasal dari kata echinos yang berarti duri dan dermal yang berarti kulit. Echinodermata ditempatkan pada urutan terakhir dalam pengelompokan besar hewan invertebata karena tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan hewan invertebrata lainny. (Maskoeri Jasin,1998).
Dari hasil pengamatan sampel diperoleh di lapangan, ada lima kelas yang tergolong dalam phylum Echinodermata yang ditemukan, yaitu dari kelas Asteroidea, holothuroidea, Echinoidea, Ophiuroidea kelas Crinoidea  dengan ciri deskripsi senbagai berikut.
a.    Kelas Asteroidea (bintang  Laut)
Pada kelas ini kami mendapatkan dua spesies yaitu bintang laut biru dan bintang laut merah. Bintang laut biru memilki warna biru pada seluruh tubuh dan pada permukaan tubuhnya terasa kasar.
 Sesuai dengan namanya, maka tubuh berbentuk bintang dengan lima atau bagian radial. Terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran pada permukaan kulit tubuh baik oral maupun aboral dan pada sekitar dasar duri terdapat bentuk jepitan pada ujungnya yang disebut pedicellaria. Pada salah satu bagian antara dua bagian tubuh radial atau lengan terdapat lempeng saringan madereporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular air atau ambulakral. Anus terdapat di tengah bagian dorsal sedang mulut di bagian oral. Penyokong tubuh tersusun dari lembaran kapur atau ossicullus
 Penyokong tubuh dari klas ini terjadi dalam branchia dermalis yang terletak pada aboral, system saraf terdiri atas batang saraf radial pada masing-masing lengan. Seks pada Bintang Laut terpisah yaitu ada yang jantang dan ada yang betina. Fertilisasi terjadi di dalam air, kemudiah hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi larva bipinria. Bintang laut mempunyai daya regenerasi yang tinggi.
 Beberapa jenis bitang laut mempunyai warna cerah yang indah, merah, jingga, biru, atau dengan beberapa pola yang menarik dan warna yang kontras Bintang laut hidup di daerah yang berkarang, substrat  kasar, substrat lunak, dan umumnya terdapat di daerah terumbuh karang. Bintang laut merayap melewati batu-batu dan tinggal dalam pasir.
 Kemampuan bintang luat untuk beradaptasi dengan selinitasi ditunjukkan oleh beberapa spesies, misalnya asterias rubens hanya tahan terhadap salinitas rendah, sedangkan luidia clathrata mempunyai toleransi tertentu terhadap salinitas di alam, hewan ini hidup pada salinitas sekitar 27%.
b.   Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular)
Pada kelas ini kami mendapatkan spesies yang mewakili kelas ini yaitu Ophiothrix flagils ( Bintang ular laut). Bintang ular ini mempunyai tubuh seperti bola cakram kecil dengan lima lengan panjang. Di bagian seperti lateral terdapat duri, sedangkan bagian dorsal serta ventral tidak terdapat duri. Bagian dalam dari ruas sebagian besar terisi ossicula yang silindris sehingga memungkinkan lengan dapat di bengkokkan. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral kecil yang sering disebut sebagai teritakel yang terletak secara ventro lateral dengan alat hisap atau ampullae yang beralat sensoris dan juga membantu pernafasan yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut. Mulut terletak di pusat tubuh yang dikelilingi lima kelompok lempeng kapur dan tidak memiliki anus. Madreporit terletak di daerah permukaan dekat mulut. Bersifat biseksual dan fertilisasi terjadi di luar dengan larva bersilia
 Bintang ular yang hidup di daerah tropis pada umumnya hidup pada perairan dengan suhu antara 27 - 300 C, namun daya tahan terhadap suhu ini tergantung kedudukan geografis dan ke dalaman.
c.    Kelas Enchinoidea
Pada kelas ini kami mendapatkan dua spesies yang mewakili kelas ini yaitu Diadema saxatile ( Bulu babi yang berduri panjang ) dan Strongila sentrotus          ( Landak laut ).
 Hewan-hewan yang masuk klas Enchinoidea ini berbentuk bundar, tidak berlengan, tetapi memiliki duri-duri yang dapat digerakkan. Pada umumnya Landak Laut memiliki jarohan atau viscera yang tersimpan dalam cangkok. Bulu babi memiliki lima jalur kaki ambulakral yang terselang oleh daerah interambulakral yang agak lebar tanpa kaki. Beberapa jenis Ennchinoidea memiliki kelenjar racun. Di antara duri-duri terdapat pedicellaria yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dan tuntuk menangkap makanan kecil. Anus terletak di pusat tubuh pada permukaan aboral. Sedangkan mulut yang dilengkapi oleh lima buah gigi terletak di daerah oral dan madreporit terletak di daerah aboral.
 Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh sirkular, lima buah pembuluh tabung telapak dengan ampula. Terdapat cincin saraf dengan lima buah cabang dan sebuah pleksus saraf. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi terjadi di dalam air. Larva yang terbentuk bersimetri bilateral, berenang bebas dan disebut larva pluteus. Batas toleransi salinitas kelompok bulu babi penghuni laut sejati antara 30 – 34 %.
d.   Kelas Holoturoidea (Teripang)
Pada kelas ini kami mendapatkan satu spises yang dapat mewakili kelas ini yaitu Holathusia edulis (Teripang). Spesies ini disebut juga mentimun laut karena mirip mentimun. Spesies ini mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu, tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula yang mikroskopis. Di bagian anterior mulut terdapat 10 -13 tentakel yang dapat di julurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan diri dengan bagian dorsal di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai alat respirasi. Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat hisap, yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal dipakai untuk bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini terdapat suatu cincin saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat bereaksi terhadap rangsangan. Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga yang hermaprodit dengan larva bersimetri bilateral.
 Beberapa spesies seperti Thyonidium Pelluidum, Thyone sp, dan Drotankyra similis dapat hidup di perairan payau dengan salinitas sekitar 20 tapi beberapa anggota kelas Holothuroidea tidak tahan terhadap salinitas yang rendah.
e.    Kelas Crinoidea (Lili Laut)
Pada kelas ini kami mendapatkan satu spesies yang dapat mewakili kelas ini yaitu Ophiutrix sragius ( Lili laut ). Spesies ini mempunyai bentuk seperti bunga lili yang bisa hidup di dalam laut. Tubuh berbentuk seperti cangkir yang disebut calyx yang tersusun dan lempengan kapur. Dari calyx  itu tersembul lima lengan yang lentur dengan tentakel yang pendek dimana masing-masing memiliki pinullae yang banyak sekali sehingga seperti bulu burung yang terurai beberapa jenis Lili laut memiliki stalk atau tangkai yang berfungsi untuk melekat pada dasar laut atau substrat. Mulut terletak pada daerah oral, sedangkan anus pada daerah aboral. Pada bagian oral terdapat lekukan ambulakral yang berisi tentakel seperti kaki bulu, fertilisasi berlangsung secara internal, bahkan zigot berkembang di dalam tubuh. Lili laut membutuhkan air laut yang bersalinitas tinggi dengan toleransi pada air laut normal sampai salinitas 28 – 36 %.











BAB V
PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi sampel phylum Echinodermata dapat dismpulkan sebagai berikut :
1.        Ciri-ciri phylum Echinodermata
-  Tubuhnya tertutupi duri yang tersusun dari zat kapur
-  Tubuhnya tertutupi oleh permukaan oral
-  Alat kelamin terpisah antara jantan dan betina
2.    Phylum Echinodermata terbagi dalam beberapa kelas, yaitu :
-  Kelas Asteroidea
-  Kelas Echinoidea
-  Kelas Ophiuroidea
-  Kelas Crinoidea
-  Kelas Holothuiroidea
3. Phylum Echinodermata secara menyeluruh hidup di laut, juga merupakan bioindikator terhadap lingkungan perairan laut dan berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
       4.  Adapun jenis - jenis spesies yang kami dapatkan yang dapat mewakili setiap kelas dari Phylum ini adalah bintang laut biru, bintang laut merah ( Kelas Asteroidea ), Landak laut, bulu babi ( Kelas Echinoidea ), Teripang ( Kelas Crinoidea ) dan yang terakhir adalah Lili laut ( Holothuiroidea )
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar kelompok agar praktikum dapat terlaksana dengan baik. 

DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.   
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: sinar Wijaya, 1992.
Maryati, Sri, dkk. 2004. Biologi SMA Kelas I. Jakarta : Erlangga.
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
Sry Astuti, Lilis. 2007. Klasifikasi hewan. Jakarta : Kawan Pustaka.
Tim Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Universiatas Tadulako. Palu .



1 komentar:

  1. Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT

    Over 160,000 women and men are hacking their diet with a easy and secret "liquids hack" to burn 1-2 lbs every night as they sleep.

    It's very simple and it works on anybody.

    This is how you can do it yourself:

    1) Get a glass and fill it up with water half glass

    2) And now do this strange hack

    you'll be 1-2 lbs lighter the next day!

    BalasHapus