BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Echinodermata
(dari bahasa Yunani
untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut,
teripang,
dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman
laut. Filum ini muncul di periode Kambrium
awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum hewan
terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat.
Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri
radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat
primitif, Echinodermata adalah filum
yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata),
dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya,
masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.
Laut merupakan ekosistem yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat
ditemukan di laut. Organisme yang hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut
untuk sekelilingnya, baik berupa
tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak bentuk umum yang dijumpai merupakan
hasil adaptasi terhadap medium cair dan perggerakannya
Laut juga merupakan tempat mata penjaharian
untuk golongan masyarakat tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah
pasang surut yang berkarang, berlumpur atau berpasir. Hampir semua wakil dari
phylum hewan dapat ditemukan di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada
akhir deretan Phylum dalam invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu
alasan banyak Phylum echidonemata lebih dekat dengan Vertebrata daripada
Invertebrata.
Echidonemata menempati
berbagai macam habitat Zona Trumbu Karang, daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan
laut jenis lainnya, Koloni Karang Hidup, Koloni Karang Mati serta daerah
betting karang. Echidonemata merupakan komponen Distik yang penting dalam
siklus rantai makanan. Makanan dan Phylum Echidonemata jenis tripang adalah
detritus sehingga hewan ini banyak ditemukan di daerah yang banyak mengandung
detritus. (Maskoeri Jasin. 1992). Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga
dilakukanya praktikum ini.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati habitat, cirri dan jenis,
serta mengidentifikasi dan mengklasifiksikan phylum echinodermata pada suatu
area pengamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Echinodermata
memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari
zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup
di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh
tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin
oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada
sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula).
Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas.
Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi
Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral
dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami
metamorfosa menjadi simetri radial.
Echinodermata
tidak mempunyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup
epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan
terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak
dapat digerakkan. Bentuk dan letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh
luas dan dilapisi peritoneum bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga
tubuh menjadi system pembuluh air, suatu organ yang tidak terdapat pada
avetebrata lain. (Maskoeri Jasin. 1990)
Sistem pembuluh air
berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya
air air laut melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur volumeair dalam kaki
tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung jenisnya, kaki tabung
juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau
membantu pertukaran gas O2 dan CO2. Alat pernapasan
utama echinodermata adalah insang kulit yang merupakan perluasan rongga tubuh
keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle kapur. Rongga tubuh berisi
cairan semacam getah bening, mengandung amebocyt yang berkepentingan dalam
peredaran darah, pernapasan dan ekskresi. (Adun Rusyana. 2012)
Sistem saraf menyebar,
subepidermal, artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar
berbentuk seglima terletak tepat di bawah epidermis peristome, sekitar mulut.
Dari sini menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristone.
Tiap sudut segilima dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada
daerah embulakurum tiap tangan. Semua jenis echinodermata merupakan
satu-satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup
sebagai parasit.
Ciri-ciri
Echinodermata adalah sebagai berikut:
Ø Kulitnya
berduri dan mempunyai rangkaian yang tersusun dari zat kapur;
Ø Bentuk
tubuhnya simetris radial (dapat dibagi menjadi bagian yang sama bentuk dan
besarnya);
Ø Tidak
mempunyai kepala yang jelas;
Ø Mempunyai
gigi catut;
Ø Bergerak
menggunakan kaki amburakral yang berbentuk tabung kecil dan diujungnya terdapat
alat penghisap untuk melekatkan diri pada suatu tempat;
Ø Berkembangbiak
secara kawin umumnya berkelamin terpisah;
Ø Pemakan
bangkai;
Ø Hidup
di laut (Lilis Sri Astuti, 2007).
System-sistem
organ pada Echinodermata adalah sebagai berikut.
a)
Sistem Pencernaan
System pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan
tetapi, ada beberapa spesies yang tidak memiliki anus.
b)
Sistem Sirkulasi
System sirkulasi radial mengalami reduksi, selom
biasanya luas berisi sel-sel amebosit. Pada saat larva, rongga tubuh berfungsi
sebagai system vaskularair dengan kaki ambulakral. System ini dipakai untuk
berjalan, respirasi, ekskresi, dan menangkap mangsa.
c)
Sistem Respirasi
System respirasi sangat berbeda-beda pada setiap
kelompok Echinodermata. Ada yang menggunakan kaki tabung, insang kecil, atau
pohon respirasi.
d)
System Reproduksi
Reproduksinya ada yang secara seksual dan ada pula
yang aseksual. Secara aseksual yakni dengan regenerasi atau dengan pembelahan
sel. Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi telur dan sperma di dalam air
(fertilisasi eksternal). Alat kelaminnya terpisah (diesis). Pada fertilisasi
eksternal dihasilkan larva yang mikroskopis, bersilia, dan bersifat bebas (medusa).
Larva telah mempunyai sistem pencernaan yang lengkap.
e)
System Saraf
System saraf berupa cincin disekitar mulut dan
berupa system saraf radial (Sri Maryati. 2004).
Echinodermata
terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk
bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral
terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit
yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah
serpihan-serpihan dan organismekecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh,
juga untuk menangkap mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea atau binyang ular
memiliki bntuk tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada
lengan terdapat saluran coelom kecil, batang saraf, pembuluh darah dan
cabang-cabang system vascular. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral yang
sering disebut tentakel dengan alat hisap, yang memiliki alat sensori dan juga
membantu pernapasan yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut. (Mukayat
Djarubito Brotowidjojo. 1990).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dan waktu dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / Tanggal : Sabtu / 26 April 2014
Waktu :
Pukul 08. 00 – selesai
Tempat : Daerah Pusentasi ( Pusat Laut ),
Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Banawa Tengah.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai
berikut:
a. Alat
-
Loupe
-
Thermometer
- Sarung Tangan
-
Kacamata Laut
-
Toples
-
Ember
-
Kertas Label
-
Alat Tulis Menulis
-
Alat Penjepit
b.
Bahan
-
Formalin 4 %
-
Alcohol 70 %
- Air Laut
- Sampel Phylum
Echinodermata
3.3 Prosedur
kerja
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.
Mengobservasi lokasi atau kawasan yang
akan di lakukan pengamatan
2.
Mengukur keadaan fisik kimia lingkungan
pengamatan
3.
Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk
Phylum Echinodermata
4.
Mengambil sampel Phylum Echinodermata
5.
Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan
menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan cirri-ciri sampel Phylum
Echinodermata yang ditemukan.
6.
Memasukkan data sampel ke dalam table
hasil pengamatan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kondisi fisik
– kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
|
Kondisi Lingkungan
|
Waktu
|
Parameter
|
1.
|
Suhu
|
09 : 00 – 12 : 00
|
33,80
|
2.
|
Salinitas
|
09 : 00 – 12 : 00
|
8,30
|
pH
|
09 : 00 – 12 : 00
|
8,2
|
Tabel
1.2 Tabel Pengamatan
No
|
Nama jenis/klasifikasi
|
Gambar
|
keterangan
|
Deskripsi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
KELAS ASTEROIDAE
a.)
Lynchia laevigata
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Phanerozonia
Family : Lincehiadae
Genus : Linchia
Spesies : Lynchia laevigata
(Bintang laut biru)
b.) Asterias forbesi
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Astruidae
Ordo : Phanerozonia
Family : Asteridae
Genus : Asterias
Spesies : Asterias forbesi
(Bintang laut merah)
KELAS
OPHIUROIDEA
Bintang ular laut
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Opihiuroidae
Ordo : Spatugoidae
Family : Ophiothrixdae
Genus : Ophiothrix
Spesies: Ophiothrix flagils
KELAS ECHINOIDEA
a.)
Diadema saxatile
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Aulodonta
Family : Diamadae
Genus : Diadema
Spesies : Diadema saxatile
(Bulu babi berbulu panjang)
b.) Echinarachinius parma
Kingdom
: Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Echinoidea
Ordo : Spailenoidea
Family : Strongiloidea
Genus : strongilo
Spesies :Strongila
sentrotus (Landak laut)
KELAS
HOLOTHRIDEA
Halotuhuna edulis
Kingdom:
Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Halothuridea
Ordo : Aspidochirdideae
Family : Holatthuradae
Genus : Holathusia
Spesies : Holathusia
edulis
( Teripang )
KELAS
CRINOIDEA
Kingdom:
Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Ophiurea
Ordo : Oprunda
Family : Oprurae
Genus : Ophiothrix
Spesies : Ophiutrix
sragius
( Lili Laut )
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
1 2
![]() ![]() ![]() ![]()
1
![]() ![]() ![]() ![]()
1
3
![]() ![]() ![]()
2
![]() ![]() ![]()
1
![]() ![]() ![]() ![]()
1
|
1.
lengan
2.
Lubang genital
1.
Tanduk
2.
lengan
3.
Ambulakral
1.
lengan
2.
duri
1.
duri
2.
Mulut
1.
duri
2.
abdomen
1.
Mulut
1.
Mulut
1.
Lengan
|
Spesies ini memiliki lima lengan,
warna spesies ini berwrna biru dan terasa kasar pada bagian tubuhnya.
Spesies ini memiliki lima lengan,
pada permukaan tubuh spesies ini terdapat tanduk yang berwarna coklat.
Spesies ini memiliki lima lengan
yang lentur yang mengakibatkan pergerakan spesies ini lebih cepat. Selain itu
terdapat duri – duri halus pada lenganya.
Spesies ini memilki tubuh yang
bulat dan dipenuhi duri yang panjang dan tubuh dan durinya hitam.
Spesies ini memiliki tubuh yang
bulat, pada bagian tubuhnya terdapat duri – duri halus dan berukuran pendek
Spesies ini memiliki bentuk tubuh
yang lentur, lunak dan berwarna hitam.
Spesies ini memiliki lengan yang
lentur. Spesies ini sperti bunga lili sehingga hewan ini disebut lili laut
|
4.2
Pembahasan
Echinodermata merupakan
hewan yang memiliki kulit berduri, serasi dengan penamaannya yang berasal dari
kata echinos yang berarti duri dan dermal yang berarti kulit. Echinodermata
ditempatkan pada urutan terakhir dalam pengelompokan besar hewan invertebata karena
tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan hewan invertebrata lainny. (Maskoeri
Jasin,1998).
Dari hasil pengamatan sampel diperoleh
di lapangan, ada lima kelas yang tergolong dalam phylum Echinodermata yang
ditemukan, yaitu dari kelas Asteroidea, holothuroidea, Echinoidea, Ophiuroidea
kelas Crinoidea dengan ciri deskripsi
senbagai berikut.
a.
Kelas Asteroidea (bintang Laut)
Pada kelas ini
kami mendapatkan dua spesies yaitu bintang laut biru dan bintang laut merah.
Bintang laut biru memilki warna biru pada seluruh tubuh dan pada permukaan
tubuhnya terasa kasar.
Sesuai dengan namanya, maka tubuh berbentuk
bintang dengan lima atau bagian radial. Terdapat duri-duri dengan berbagai
ukuran pada permukaan kulit tubuh baik oral maupun aboral dan pada sekitar
dasar duri terdapat bentuk jepitan pada ujungnya yang disebut pedicellaria.
Pada salah satu bagian antara dua bagian tubuh radial atau lengan terdapat
lempeng saringan madereporit sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular
air atau ambulakral. Anus terdapat di tengah bagian dorsal sedang mulut di
bagian oral. Penyokong tubuh tersusun dari lembaran kapur atau ossicullus
Penyokong tubuh dari klas ini terjadi dalam
branchia dermalis yang terletak pada aboral, system saraf terdiri atas batang
saraf radial pada masing-masing lengan. Seks pada Bintang Laut terpisah yaitu
ada yang jantang dan ada yang betina. Fertilisasi terjadi di dalam air,
kemudiah hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi larva bipinria. Bintang laut
mempunyai daya regenerasi yang tinggi.
Beberapa jenis bitang laut mempunyai warna
cerah yang indah, merah, jingga, biru, atau dengan beberapa pola yang menarik
dan warna yang kontras Bintang laut hidup di daerah yang berkarang,
substrat kasar, substrat lunak, dan
umumnya terdapat di daerah terumbuh karang. Bintang laut merayap melewati
batu-batu dan tinggal dalam pasir.
Kemampuan bintang luat untuk beradaptasi dengan
selinitasi ditunjukkan oleh beberapa spesies, misalnya asterias rubens hanya
tahan terhadap salinitas rendah, sedangkan luidia clathrata mempunyai toleransi
tertentu terhadap salinitas di alam, hewan ini hidup pada salinitas sekitar 27%.
b. Kelas
Ophiuroidea (Bintang Ular)
Pada kelas ini
kami mendapatkan spesies yang mewakili kelas ini yaitu Ophiothrix
flagils
(
Bintang ular laut). Bintang ular ini mempunyai tubuh seperti bola cakram kecil dengan
lima lengan panjang. Di bagian seperti lateral terdapat duri, sedangkan bagian
dorsal serta ventral tidak terdapat duri. Bagian dalam dari ruas sebagian besar
terisi ossicula yang silindris sehingga memungkinkan lengan dapat di
bengkokkan. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral kecil yang sering disebut
sebagai teritakel yang terletak secara ventro lateral dengan alat hisap atau
ampullae yang beralat sensoris dan juga membantu pernafasan yang memungkinkan
makanan dapat masuk ke mulut. Mulut terletak di pusat tubuh yang dikelilingi
lima kelompok lempeng kapur dan tidak memiliki anus. Madreporit terletak di
daerah permukaan dekat mulut. Bersifat biseksual dan fertilisasi terjadi di
luar dengan larva bersilia
Bintang ular yang hidup di daerah tropis pada
umumnya hidup pada perairan dengan suhu antara 27 - 300 C, namun daya tahan
terhadap suhu ini tergantung kedudukan geografis dan ke dalaman.
c.
Kelas Enchinoidea
Pada kelas ini
kami mendapatkan dua spesies yang mewakili kelas ini yaitu Diadema
saxatile ( Bulu babi yang berduri panjang ) dan Strongila sentrotus ( Landak laut ).
Hewan-hewan yang masuk klas Enchinoidea ini berbentuk
bundar, tidak berlengan, tetapi memiliki duri-duri yang dapat digerakkan. Pada
umumnya Landak Laut memiliki jarohan atau viscera yang tersimpan dalam cangkok.
Bulu babi memiliki lima jalur kaki ambulakral yang terselang oleh daerah
interambulakral yang agak lebar tanpa kaki. Beberapa jenis Ennchinoidea
memiliki kelenjar racun. Di antara duri-duri terdapat pedicellaria yang
berfungsi untuk membersihkan tubuh dan tuntuk menangkap makanan kecil. Anus
terletak di pusat tubuh pada permukaan aboral. Sedangkan mulut yang dilengkapi
oleh lima buah gigi terletak di daerah oral dan madreporit terletak di daerah
aboral.
Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh
sirkular, lima buah pembuluh tabung telapak dengan ampula. Terdapat cincin
saraf dengan lima buah cabang dan sebuah pleksus saraf. Jenis kelamin terpisah,
fertilisasi terjadi di dalam air. Larva yang terbentuk bersimetri bilateral,
berenang bebas dan disebut larva pluteus. Batas toleransi salinitas kelompok
bulu babi penghuni laut sejati antara 30 – 34 %.
d.
Kelas Holoturoidea (Teripang)
Pada kelas ini
kami mendapatkan satu spises yang dapat mewakili kelas ini yaitu Holathusia edulis (Teripang). Spesies
ini disebut juga mentimun laut karena mirip mentimun. Spesies ini mempunyai
tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu, tubuh terlipat
oleh kulit yang mengandung ossicula yang mikroskopis. Di bagian anterior mulut
terdapat 10 -13 tentakel yang dapat di julurkan dan ditarik kembali.
Holothuroidea meletakkan diri dengan bagian dorsal di sebelah atas. Kaki
ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai alat respirasi. Daerah
ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat hisap, yang
berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal dipakai untuk
bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini terdapat suatu
cincin saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat bereaksi terhadap
rangsangan. Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga yang hermaprodit dengan
larva bersimetri bilateral.
Beberapa spesies seperti Thyonidium Pelluidum,
Thyone sp, dan Drotankyra similis dapat hidup di perairan payau dengan
salinitas sekitar 20 tapi beberapa anggota kelas Holothuroidea tidak tahan terhadap
salinitas yang rendah.
e.
Kelas Crinoidea (Lili Laut)
Pada kelas ini
kami mendapatkan satu spesies yang dapat mewakili kelas ini yaitu Ophiutrix sragius ( Lili laut ). Spesies
ini mempunyai bentuk seperti bunga lili yang bisa hidup di dalam laut. Tubuh
berbentuk seperti cangkir yang disebut calyx yang tersusun dan lempengan kapur.
Dari calyx itu tersembul lima lengan
yang lentur dengan tentakel yang pendek dimana masing-masing memiliki pinullae
yang banyak sekali sehingga seperti bulu burung yang terurai beberapa jenis
Lili laut memiliki stalk atau tangkai yang berfungsi untuk melekat pada dasar
laut atau substrat. Mulut terletak pada daerah oral, sedangkan anus pada daerah
aboral. Pada bagian oral terdapat lekukan ambulakral yang berisi tentakel
seperti kaki bulu, fertilisasi berlangsung secara internal, bahkan zigot
berkembang di dalam tubuh. Lili laut membutuhkan air laut yang bersalinitas
tinggi dengan toleransi pada air laut normal sampai salinitas 28 – 36 %.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi
sampel phylum Echinodermata dapat dismpulkan sebagai berikut :
1.
Ciri-ciri phylum Echinodermata
- Tubuhnya tertutupi duri yang tersusun dari
zat kapur
- Tubuhnya tertutupi oleh permukaan oral
- Alat kelamin terpisah antara jantan dan
betina
2. Phylum
Echinodermata terbagi dalam beberapa kelas, yaitu :
- Kelas Asteroidea
- Kelas Echinoidea
- Kelas Ophiuroidea
- Kelas Crinoidea
- Kelas Holothuiroidea
3.
Phylum Echinodermata secara menyeluruh hidup di laut, juga merupakan
bioindikator terhadap lingkungan perairan laut dan berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut.
4. Adapun jenis - jenis
spesies yang kami dapatkan yang dapat mewakili setiap kelas dari Phylum ini
adalah bintang laut biru, bintang laut merah ( Kelas Asteroidea ), Landak laut,
bulu babi ( Kelas Echinoidea ), Teripang ( Kelas Crinoidea ) dan yang terakhir
adalah Lili laut ( Holothuiroidea )
5.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah
adanya kerja sama antar kelompok agar praktikum dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: sinar Wijaya, 1992.
Maryati,
Sri, dkk. 2004. Biologi SMA Kelas I.
Jakarta : Erlangga.
Rusyana, Adun. Zoologi
Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
Sry Astuti, Lilis. 2007. Klasifikasi hewan. Jakarta : Kawan
Pustaka.
Tim
Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun
Praktikum Zoologi Invertebrata. Universiatas Tadulako. Palu .
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
BalasHapusOver 160,000 women and men are hacking their diet with a easy and secret "liquids hack" to burn 1-2 lbs every night as they sleep.
It's very simple and it works on anybody.
This is how you can do it yourself:
1) Get a glass and fill it up with water half glass
2) And now do this strange hack
you'll be 1-2 lbs lighter the next day!