Rabu, 13 Januari 2016

LAPORAN FILUM ARTHROPODA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Dalam pembelajaran ilmu Biologi khususnya menyangkut masalah perkuliahan, ilmu hewan sangat penting untuk dikaji dengan tujuan agar lebih memahami system pembagian kelompok hewan yang lebih dulu telah dilakukan oleh para ahli, dengan menggunakan dasar-dasar klasifikasi yang mencakup persamaan maupun perbedaan ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing spesies hewan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran dalam Mata Kuliah Zoologi Invertebrata, yang khusus mengkaji dunia hewan yang tergolong dalam kelompok hewan tak bertulang belakang. Sangat banyak aspek yang dijadikan bahan pembelajaran mengenai dunia hewan yang tak bertulang belakang dalam Mata Kuliah ini, misalnya, bagaimanakah daur hidupnya, di manakah habitatnya, spesies apa sajakah yang terdapat di dalamnya, bagaimanakah tingkah laku reproduksinya, dan masih banyak lagi.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa dunia hewan sangat beragam spesiesnya, sehingga sangat sulit untuk dipelajari. Tetapi, dengan adanya penelitian langsung yang dilakukan akan mempermudah untuk mengenali segala spesies hewan tersebut. Hal ini teraplikasi pada kegiatan praktikum lapangan yang dilakukan di Taman Wisata Pusat Laut pada tanggal 25 hingga 27 April 2014 kemarin. Dengan adanya kegiatan ini, maka para Mahasiswa Biologi dapat dengan mudah untuk memahami pembagian spesies ke dalam kelompok-kelompok hewan dengan melakukan identifikasi terhadap semua jenis makhluk hidup yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Namun, kegiatan penelitian yang dilakukan seperti di atas selalu saja membutuhkan laporan tertulis untuk kelengkapan hasil yang diperoleh dalam kegiatan penelitian, sehingga segala macam spesies yang dijadikan sampel dari penelitian dapat dideskripsikan melalui laporan tertulis tersebut. hal inilah yang melatar belakangi penyusunan laporan praktikum yang dilakukan di Taman Wisata Pusat Laut tanggal 25 sampai 27 April tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
-       Untuk mengetahui habitat filum Arthropoda
-       Untuk mengamati ciri – ciri dan jenis filum Arthropoda
-       Untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi filum Arthropoda



1.3 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
-       Bagimana cara mengetahui habitat filum Arthropoda ?
-       Bagaimana cara mengetahui ciri – ciri dan jenis filum Arthropoda?
-       Bagaiman cara mengidentifikasi dan mengklasifikasi filum Arthropoda?















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah  jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. (Adun Rusyana, 2011).
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki oleh karena itu cir-ciri utama  hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat. (Maskoeri Jasin, 1992).
Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva. (Mukayat Djarubito Brotowidjojo, 1989 ).
Semua anggota filum ini mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam suatu eksoskeleton (rangka luar) bersegmen yang kuat terdiri atas kitin, suatu polimer dari N-asetiglukoamin. Simetrinya bilateral dan jelas ditandai dengan sumbu tubuh tengah. Pada semua anggota Arthropoda yang hidup, anggota tubuh berbagai spesies memperlihatkan struktur dan fungsinya yang sangat beraneka ragam. Di samping untuk lokomosi, anggota tubuh itu membantu daam mendapatkan makanan, dalam penginderaan, dan senjata menyerang dan mempertahankan diri (John W. Kimball, 1992).
Arthropoda merupakan phylum terbesar dalam Animlium Kingdom. Jumlah spesies dalam Arthropoda lebih banyak daripada semua spesies dari phylum yang lain. Arthropoda merupakan hewan yang dominan dalam dunia ini (Makoeri Jasin, 1987).
            Jika jumlah spesies merupakan kriteria, maka phylum inilah yang merupakan phylum terbesar. Lebih dari 765.000 spesies Arthropoda yang berbeda telah diidentfikasi, jumlah ini adalah lebih besar daripada jumlah seluruh spesies lain yang ada. Setiap tahun masih juga ditemukan spesies Arthropoda yang baru, yang hidup di berbagai jenis habitat. Air tawar, air laut, tanah, dan dapat dikatakan hampir seluruh permukaan bumi penuh dengan Arthropoda. Hewan-hewan ini merupakan satu-satunya jenis hewan yang ditemukan di antariksa dan lereng-lereng gunung yang penuh dengan salju dan batu-batuan (John W. Kimball, 1992).



BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
  Hari / Tanggal      : Sabtu / 26 April 2014
  Waktu                  : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat           : Daerah Pusentasi ( Pusat laut ), Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala.
3.2.    Alat dan Bahan
                   Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Ø  Loupe
Ø  Thermometer
Ø  Sarung Tangan
Ø  Lilin
Ø  Toples
Ø  Ember
Ø  Kertas Label
Ø  Alat Tulis Menulis
Ø  Penjepit Kayu
Ø  Hygrometer
Ø  Parang
Ø  Pit pall trap
Ø  Alat memancing
3.2.2        Bahan
Ø  Formalin 4 %
Ø  Alcohol 70 %
Ø  Air sabun
Ø  Sampel Phylum Arthropoda
3.3.    Prosedur Kerja
                   Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
          (Arthropoda malam)
1)        Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikm ini.
2)        Mengobservasi lokasi atau kawasan yang akan di lakukan pengamatan
3)        Membuat unit sampling pengamatan
4)        Menyediakan jaring dan penangkap serangga dan menangkap serangga yang temukan
5)        Mengukur keadaan fisik kimia lingkungan pengamatan
6)        Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk Phylum Arthropoda
7)        Mengambil sampel Phylum Arthropoda
8)        Mengidentifikasi, mengklasifikasidan menggambar sampel Phylum Arthropoda
9)        Memasukkan data sampel ke dalam tabel hasil pengamatan.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
       Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kondisi fisik – kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
Parameter
Waktu
Kisaran
1.
Suhu
09 : 00
32,680
2.
Kelembapan
09 : 00
51,3

            Tabel 1.2
No.
Nama / Gambar
Keterangan
Klasifikasi
1.
Coenobita Sp

2
        
          Description: D:\Gambar zoin\echinodermata\IMG_20140430_145837.jpg 
                  
                        1           3
1.  Mata
2.  Kepala
3.  Kaki










KELAS CRUSTACEA

Kingdom : Animalia
Pyilum    : Arthropoda
 Classi      : Crustacea
Ordo        : Dekapoda
Family     : Coenobitidae
Genus      : Coenobita
Spesies    : Coenobita Sp





2.

Julus terestris

Description: D:\Zoologi Invertebrata\Gambar zoin\artropoda\Foto1437.jpg
  1    2    3   4      5


1.    Kepala
2.    Mata
3.    Antena
4.    Kaki
5.    Badan beruas
KELAS MYRIOPODA

Kingdom : Animalia
Pyilum    : Arthropoda
Classis       : Myriopoda
Ordo        : Diplopoda
Family     : Julusidae
Genus      : Julus
Spesies    : Julus terestris

3.
Julus nomerensis

  1       2        3


 
Description: D:\Zoologi Invertebrata\Gambar zoin\artropoda\Foto1449.jpg
  4                5

1.    Kepala
2.    Mata
3.    Antena
4.    Badan
5.    Kaki












KELAS MYRIOPODA

Kingdom : Animalia
Phylum    : Arthropda
Kelas       : Myriapoda
Ordo        : Dhypolopda
Famili      : Julusidae
Genus      : Julus
Spesies    : Julus nomerensis

4.
Sexara sp   

            2  
     1          3
Description: D:\Zoologi Invertebrata\Gambar zoin\artropoda\Foto1442.jpg

   4             5


1.      Kepala
2.      Mata
3.      Antenna
4.      Kaki
5.      Sayap
6.       
KELAS INSECTA

Kingdom : Animalia
Phylum     : Arthropda
Kelas         : Insecta
Ordo           : Orthoptera
Famili        : Fertigonedae
Genus         :  Sexara
Spesies        : Sexara sp

5.
Heteropoda renatoria

      1      2    3          4







 
Description: http://natural-japan.net/photos/Heteropoda_venatoria03.jpg


1.    Kaki
2.    Kepala
3.    Mata
4.    Perut


Kingdom : Animalia
Phylum    : Arthropda
Kelas        : Araclinedea
Ordo         : Araneida
Famili       : Heteropodidae
Genus        : Heteropoda
Spesies   :
Heteropoda renatoria




4.2    Pembahasan
   Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012).
  Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan, diperoleh sampel dari kelompok phylum Arthropoda. Antar lain :
-   Pada kelas crustacea kami mendapatkan satu spesies yaitu Coenobita Sp, Morfologi tubuh dari spesies ini adalah umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m. Walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan.Habitat spesies ini adalah di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m.
-   Pada kelas Myoriopoda kami mendapatkan dua spesies yang mewakili kelas ini yaitu, Julus terestris dan Julus nomerensis.
·       Julus nomerensis., dengan ciri-ciri tubuh pipih bersegmen, setiap segmen terdapat sepasang kaki, pada kepala terdapat antena panjang di samping mata, umumnya hidup di darat tepatnya di tumpukan serasah.
·       Julus terrestris, dengan ciri-ciri tubuh bulat panjang, memiliki banyak segmen, dan kepala langsung berhubungan dengan kaki, umumnya hidup di tumpukan serasah.
-  Pada kelas insecta kami mendapatkan satu spesies pada siang hari yaitu Sexara sp. Adapun ciri-ciri bentuk tubuhnya panjang, memiliki antenna yangpanjang, memiliki sepasang mata dan kaki serta memiliki dua pasang sayap tebal. Habitat hewan ini umumnya didarat yakti diatas dedaunan tumbuhan hijau.
-  Pada kelas Araclinidea kami mendapatkan satu spesies yang mewakili kelas ini yaitu Heteropoda renatoria. dengan ciri-ciri kaki beruas-ruas, tidak memiliki antena, jumlah kaki delapan, memiliki abdomen, terdapat dua alat mulut, yaitu alat sengat dan alat capit serta umumnya hidup di darat.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa hewan yang tergolong dalam phylum Arthropoda memiliki keragaman jenis dengan ditemukannya beberapa spesies yang berbeda seperti yang telah dipaparkan pada tabel pengamatan. Namun, hal ini tidak memberikan bukti yang sesuai bila dibandingkan dengan isi dari beberapa literatur mengenai jumlah anggota phylum Arthropoda yang mendominasi kelompok hewan Invertebrata, karena kurangnya jumlah spesies yang ditemukan di lapangan, walaupun spesies yang ditemukan telah mewakili setiap kelas dalam phylum Arthropoda. Ketidaksesuaian hasil yang diperoleh pada lapangan bila dibandingkan dengan isi literatur sebenarnya tidak menjadi masalah yang harus dipecahkan. Namun, perlu diketahui bahwa hal ini disebabkan adanya kesalahan praktikan dalam melakukan kegiatan praktikum, yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan menangkap anggota phylum Arthropoda, khususnya untuk kelas Insekta, dengan menggunakan jebakan tanah. Kesederhanaan alat yang digunakan dalam perlakuan menyebabkan faktor alam (angin) sangat mudah mempengaruhi kefektifan kerja dari perangkap yang digunakan untuk menangkap spesies dari kelas Insekta tersebut. Selain itu, kendala yang lainnya adalah waktu penangkapan yang dilakukan pada siang hari kurang efisien. Singkatnya waktu yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam spesies menyebabkan proses penangkapan tidak memberikan hasil yang begitu maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa anggota phylum Arthropoda memiliki  keragaman jenis untuk tiap kelasnya, dengan ditemukannya beberapa spesies berbeda dalam kegiatan praktikum. Adapun ketidaksesuaian hasil yang didapatkan di lapangan dengan isi daripada literatur, bukan merupakan aspek yang digunakan untuk menjatuhkan teori yang terdapat dalam literatur, melainkan digunakan sebagai perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan beberapa teori yang telah ada sebelumnya.

  























BAB V
PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi dari spesimen yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Phylum Arthoropoda terbagi atas empat kelas :
-          Kelas Crustacea ( udang-udangan, kepiting)
-          Kelas myriopoda ( hewan berkaki seribu, lipan)
-          Kelas aracnoidea ( laba-laba, kalajengking)
-          Kelas Insecta (serangga)
2.      Ciri-ciri phylum Arthoropoda :
-          Merupakan hewan golongan tinggi dalam invertebrata
-          Tubuh bersegmen-segmen, memiki rangka luar dan anggota gerak yang berbuku-buku (beruas-ruas).
-          Bentuk tubuh simetris bilateral.
3.      Habitat hewan-hewan yang tergolong dalam phylum arthoropoda, yaitu di laut, danau, sungai, dan daratan.
5.2    Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar kelompok agar praktikum dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.   
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: sinar Wijaya.
Jasin, Maskoeri. 1987.Sistematik Hewan (Invertebrata dan Avertebrata). Surabaya :      Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1992. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA. 
Tim Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Universiatas Tadulako. Palu .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar