BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Arthropoda adalah filum
yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang
dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara,
termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh
jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki
beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu :
Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang
jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri
bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui
sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi
dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari
spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern
yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di
laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk
simbiotis dan parasit.
Dalam pembelajaran ilmu
Biologi khususnya menyangkut masalah perkuliahan, ilmu hewan sangat penting
untuk dikaji dengan tujuan agar lebih memahami system pembagian kelompok hewan
yang lebih dulu telah dilakukan oleh para ahli, dengan menggunakan dasar-dasar
klasifikasi yang mencakup persamaan maupun perbedaan ciri-ciri yang dimiliki
oleh masing-masing spesies hewan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada proses
pembelajaran dalam Mata Kuliah Zoologi Invertebrata, yang khusus mengkaji dunia
hewan yang tergolong dalam kelompok hewan tak bertulang belakang. Sangat banyak
aspek yang dijadikan bahan pembelajaran mengenai dunia hewan yang tak bertulang
belakang dalam Mata Kuliah ini, misalnya, bagaimanakah daur hidupnya, di
manakah habitatnya, spesies apa sajakah yang terdapat di dalamnya, bagaimanakah
tingkah laku reproduksinya, dan masih banyak lagi.
Sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, bahwa dunia hewan sangat beragam spesiesnya, sehingga
sangat sulit untuk dipelajari. Tetapi, dengan adanya penelitian langsung yang
dilakukan akan mempermudah untuk mengenali segala spesies hewan tersebut. Hal
ini teraplikasi pada kegiatan praktikum lapangan yang dilakukan di Taman Wisata
Pusat Laut pada tanggal 25 hingga 27 April 2014 kemarin. Dengan adanya kegiatan
ini, maka para Mahasiswa Biologi dapat dengan mudah untuk memahami pembagian
spesies ke dalam kelompok-kelompok hewan dengan melakukan identifikasi terhadap
semua jenis makhluk hidup yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Namun,
kegiatan penelitian yang dilakukan seperti di atas selalu saja membutuhkan
laporan tertulis untuk kelengkapan hasil yang diperoleh dalam kegiatan
penelitian, sehingga segala macam spesies yang dijadikan sampel dari penelitian
dapat dideskripsikan melalui laporan tertulis tersebut. hal inilah yang melatar
belakangi penyusunan laporan praktikum yang dilakukan di Taman Wisata Pusat
Laut tanggal 25 sampai 27 April tersebut.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut :
-
Untuk mengetahui habitat filum Arthropoda
-
Untuk mengamati ciri – ciri dan jenis
filum Arthropoda
-
Untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasi filum Arthropoda
1.3
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
-
Bagimana cara mengetahui habitat filum Arthropoda
?
-
Bagaimana cara mengetahui ciri – ciri
dan jenis filum Arthropoda?
-
Bagaiman cara mengidentifikasi dan
mengklasifikasi filum Arthropoda?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan
alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal.
Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua
filum lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh
serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari
sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis
tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi
terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu
dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. (Adun
Rusyana, 2011).
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos,
kaki oleh karena itu cir-ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini
adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini
adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000
spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga,
laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain
yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di
air dan di darat. (Maskoeri Jasin, 1992).
Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral,
terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki
tiga lapisan germinal sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki
kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau
bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau
tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang.
Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida
menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan
trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal.
Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya
merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi
secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara
langsung melalui stadium larva. (Mukayat Djarubito
Brotowidjojo, 1989 ).
Semua anggota filum ini mempunyai tubuh
bersegmen yang terbungkus dalam suatu eksoskeleton (rangka luar) bersegmen yang
kuat terdiri atas kitin, suatu polimer dari N-asetiglukoamin. Simetrinya
bilateral dan jelas ditandai dengan sumbu tubuh tengah. Pada semua anggota
Arthropoda yang hidup, anggota tubuh berbagai spesies memperlihatkan struktur
dan fungsinya yang sangat beraneka ragam. Di samping untuk lokomosi, anggota
tubuh itu membantu daam mendapatkan makanan, dalam penginderaan, dan senjata
menyerang dan mempertahankan diri (John W. Kimball, 1992).
Arthropoda merupakan phylum terbesar
dalam Animlium Kingdom. Jumlah spesies dalam Arthropoda lebih banyak daripada
semua spesies dari phylum yang lain. Arthropoda merupakan hewan yang dominan
dalam dunia ini (Makoeri Jasin, 1987).
Jika jumlah spesies merupakan
kriteria, maka phylum inilah yang merupakan phylum terbesar. Lebih dari 765.000
spesies Arthropoda yang berbeda telah diidentfikasi, jumlah ini adalah lebih
besar daripada jumlah seluruh spesies lain yang ada. Setiap tahun masih juga
ditemukan spesies Arthropoda yang baru, yang hidup di berbagai jenis habitat.
Air tawar, air laut, tanah, dan dapat dikatakan hampir seluruh permukaan bumi
penuh dengan Arthropoda. Hewan-hewan ini merupakan satu-satunya jenis hewan
yang ditemukan di antariksa dan lereng-lereng gunung yang penuh dengan salju
dan batu-batuan (John W. Kimball, 1992).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Hari /
Tanggal : Sabtu / 26 April 2014
Waktu : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat
: Daerah Pusentasi ( Pusat laut ), Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten
Donggala.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat
praktikum adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Ø Loupe
Ø Thermometer
Ø Sarung
Tangan
Ø Lilin
Ø Toples
Ø Ember
Ø Kertas
Label
Ø Alat
Tulis Menulis
Ø Penjepit
Kayu
Ø Hygrometer
Ø Parang
Ø Pit
pall trap
Ø Alat
memancing
3.2.2
Bahan
Ø Formalin
4 %
Ø Alcohol
70 %
Ø Air
sabun
Ø Sampel
Phylum Arthropoda
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut:
(Arthropoda malam)
1)
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikm ini.
2)
Mengobservasi lokasi atau kawasan yang
akan di lakukan pengamatan
3)
Membuat unit sampling pengamatan
4)
Menyediakan jaring dan penangkap
serangga dan menangkap serangga yang temukan
5)
Mengukur keadaan fisik kimia lingkungan
pengamatan
6)
Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk
Phylum Arthropoda
7)
Mengambil sampel Phylum Arthropoda
8)
Mengidentifikasi, mengklasifikasidan
menggambar sampel Phylum Arthropoda
9)
Memasukkan data sampel ke dalam tabel
hasil pengamatan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kondisi fisik
– kimia lingkungan disekitar area pengamatan
No.
|
Parameter
|
Waktu
|
Kisaran
|
1.
|
Suhu
|
09 : 00
|
32,680
|
2.
|
Kelembapan
|
09 : 00
|
51,3
|
Tabel 1.2
No.
|
Nama / Gambar
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
|||||||||
1.
|
Coenobita
Sp
![]() ![]() ![]() ![]()
1
3
|
1. Mata
2. Kepala
3. Kaki
|
KELAS CRUSTACEA
Kingdom : Animalia
Pyilum : Arthropoda
Classi : Crustacea
Ordo : Dekapoda
Family : Coenobitidae
Genus : Coenobita
Spesies : Coenobita
Sp
|
|||||||||
2.
|
Julus terestris
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
1 2 3
4 5
|
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Antena
4.
Kaki
5.
Badan beruas
|
KELAS MYRIOPODA
Kingdom : Animalia
Pyilum : Arthropoda
Classis : Myriopoda
Ordo : Diplopoda
Family : Julusidae
Genus : Julus
Spesies : Julus terestris
|
|||||||||
3.
|
Julus nomerensis
![]() ![]()
![]() ![]() ![]()
4 5
|
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Antena
4.
Badan
5.
Kaki
|
KELAS MYRIOPODA
Kingdom : Animalia
Phylum :
Arthropda
Kelas :
Myriapoda
Ordo :
Dhypolopda
Famili :
Julusidae
Genus : Julus
Spesies : Julus nomerensis
|
|||||||||
4.
|
Sexara sp
2
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
4 5
|
1.
Kepala
2.
Mata
3.
Antenna
4.
Kaki
5.
Sayap
6.
|
KELAS INSECTA
Kingdom
: Animalia
Phylum : Arthropda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Fertigonedae
Genus : Sexara
Spesies : Sexara sp
|
|||||||||
5.
|
Heteropoda renatoria
![]()
![]() |
1.
Kaki
2.
Kepala
3.
Mata
4.
Perut
|
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropda
Kelas : Araclinedea
Ordo : Araneida
Famili : Heteropodidae
Genus : Heteropoda
Spesies :
Heteropoda renatoria
|
4.2 Pembahasan
Kata Arthropoda dari
bahasa Yunani yaitu Arthros berarti
sendi (ruas) dan Podos berarti kaki.
Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas).
Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah.
Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya,
lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah
diketahui (Setiati, 2012).
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan, diperoleh sampel dari kelompok
phylum Arthropoda. Antar lain :
-
Pada kelas crustacea kami mendapatkan
satu spesies yaitu Coenobita Sp, Morfologi tubuh dari spesies ini adalah umumnya
ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan
dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan
darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya
hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan
kaki hingga 4 m. Walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam
tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds
dan empat pasang kaki jalan.Habitat
spesies ini adalah di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka
ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga
kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m.
- Pada
kelas Myoriopoda kami mendapatkan dua spesies yang mewakili kelas ini yaitu, Julus terestris dan Julus nomerensis.
· Julus
nomerensis., dengan ciri-ciri tubuh
pipih bersegmen, setiap segmen terdapat sepasang kaki, pada kepala terdapat
antena panjang di samping mata, umumnya hidup di darat tepatnya di tumpukan
serasah.
· Julus terrestris, dengan
ciri-ciri tubuh bulat panjang, memiliki banyak segmen, dan kepala langsung
berhubungan dengan kaki, umumnya hidup di tumpukan serasah.
- Pada
kelas insecta kami mendapatkan satu spesies pada siang hari yaitu Sexara sp.
Adapun ciri-ciri bentuk tubuhnya panjang, memiliki antenna yangpanjang,
memiliki sepasang mata dan kaki serta memiliki dua pasang sayap tebal. Habitat
hewan ini umumnya didarat yakti diatas dedaunan tumbuhan hijau.
- Pada
kelas Araclinidea kami mendapatkan satu spesies yang mewakili kelas ini yaitu Heteropoda renatoria. dengan ciri-ciri
kaki beruas-ruas, tidak memiliki antena, jumlah kaki delapan, memiliki abdomen,
terdapat dua alat mulut, yaitu alat sengat dan alat capit serta umumnya hidup
di darat.
Dari
uraian di atas, dapat diketahui bahwa hewan yang tergolong dalam phylum
Arthropoda memiliki keragaman jenis dengan ditemukannya beberapa spesies yang
berbeda seperti yang telah dipaparkan pada tabel pengamatan. Namun, hal ini
tidak memberikan bukti yang sesuai bila dibandingkan dengan isi dari beberapa
literatur mengenai jumlah anggota phylum Arthropoda yang mendominasi kelompok
hewan Invertebrata, karena kurangnya jumlah spesies yang ditemukan di lapangan,
walaupun spesies yang ditemukan telah mewakili setiap kelas dalam phylum
Arthropoda. Ketidaksesuaian hasil yang diperoleh pada lapangan bila
dibandingkan dengan isi literatur sebenarnya tidak menjadi masalah yang harus
dipecahkan. Namun, perlu diketahui bahwa hal ini disebabkan adanya kesalahan
praktikan dalam melakukan kegiatan praktikum, yang diakibatkan oleh beberapa
faktor. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan menangkap anggota phylum
Arthropoda, khususnya untuk kelas Insekta, dengan menggunakan jebakan tanah.
Kesederhanaan alat yang digunakan dalam perlakuan menyebabkan faktor alam
(angin) sangat mudah mempengaruhi kefektifan kerja dari perangkap yang
digunakan untuk menangkap spesies dari kelas Insekta tersebut. Selain itu,
kendala yang lainnya adalah waktu penangkapan yang dilakukan pada siang hari
kurang efisien. Singkatnya waktu yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai
macam spesies menyebabkan proses penangkapan tidak memberikan hasil yang begitu
maksimal.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat dikatakan bahwa anggota phylum Arthropoda memiliki keragaman jenis untuk tiap kelasnya, dengan
ditemukannya beberapa spesies berbeda dalam kegiatan praktikum. Adapun
ketidaksesuaian hasil yang didapatkan di lapangan dengan isi daripada
literatur, bukan merupakan aspek yang digunakan untuk menjatuhkan teori yang
terdapat dalam literatur, melainkan digunakan sebagai perbandingan antara hasil
yang diperoleh dengan beberapa teori yang telah ada sebelumnya.
BAB
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan identifikasi dari spesimen yang telah dibahas diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Phylum
Arthoropoda terbagi atas empat kelas :
-
Kelas Crustacea ( udang-udangan,
kepiting)
-
Kelas myriopoda ( hewan berkaki seribu,
lipan)
-
Kelas aracnoidea ( laba-laba,
kalajengking)
-
Kelas Insecta (serangga)
2. Ciri-ciri
phylum Arthoropoda :
-
Merupakan hewan golongan tinggi dalam
invertebrata
-
Tubuh bersegmen-segmen, memiki rangka
luar dan anggota gerak yang berbuku-buku (beruas-ruas).
-
Bentuk tubuh simetris bilateral.
3. Habitat
hewan-hewan yang tergolong dalam phylum arthoropoda, yaitu di laut, danau,
sungai, dan daratan.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan adalah adanya kerja sama antar kelompok agar
praktikum dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: sinar Wijaya.
Jasin, Maskoeri. 1987.Sistematik Hewan (Invertebrata dan Avertebrata). Surabaya : Sinar Wijaya.
Kimball, John W. 1992. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA.
Tim
Pembina Mata Kuliah, 2008. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata.
Universiatas Tadulako. Palu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar